Selasa, 10 Februari 2009

MENGENAL KANKER KULIT

Mengenal Kanker Kulit Diagnosa,Pengobatan dan PencegahannyaPenulis: dr.Aida SD Suriadiredja,Sp.KK

MENGENAL KANKER KULIT
DIAGNOSA, PENGOBATAN DAN PENCEGAHANNYA
Aida S.d. Suriadiredja

PENDAHULUAN
Pada beberpa tempat di dunia, misalnya di Australia, Inggris dan Amerika, insidens kanker kulit makin meningkat. Umumnya yang terkena adalah orang kulit putih yang yang banyak terpajan sinar matahari. Di Indonesia, insedens kanker kulit tidak setinggi di negara-negara tersebut. Walupun demikian kanker kulit perlu dikenali karenadapat menyebabkan kecacatan sehingga merusak penampilan, dan pada stadium lanjut dapat berakibat fatal.
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga bermacam-macam sesuai dengan jenis sel yang terkena. Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinoma sel basal (KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). KSB dan KSS seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma (KKNM).
ANATOMI KULIT
Kulit merupakan bagian tubuh paling luar yang terdiri atas lapisan epidermis, dermis dan subkutis. Epidermis terdiri atas beberapa lapis lagi. Paling atas adalah lapisan tanduk (stratum korneum). Berturut-turut di bawahnya stratum lusidum, stratum granulosum, stratum spinosum dan stratum basale (terdiri atas sel keratinosit dan melanosit). Adapun lapisan dermis mempunyai dua bagian yaitu pars papilare dan pars retikulare. Lapisan kulit paling bawah adalah subskutis yang dibentuk oleh jaringan lemak. Di lapisan ini terdaoat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening.
Selain lapisan-lapisan di atas, kulit juga terdiri atas kelenjar-kelenjar kulit, rambut dan kuku. Semuanya itu disebut adneksa kulit. Kelenjar kulit terletak di lapisan dermis yang terdiri atsa kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar palit (glandula sebasea). Rambut terdiri atas bagian yang berada di bawah kulit (akar rambut) dan yang di atas kulit (batang rambut). Sedangkan kuku merupakan penebalan lapisan tanduk di ujung-ujung jari tangan dan kaki.
Setiap sel/komponen di atas mampu berubah menjadi ganas (kanker). KSB berasal dari sel pluripotensial, KSS dari sel keratinosit dan MM merupakan perubahan ganas sel melanosit di lapisan epidermis.
FAKTOR PENYEBAB/RISIKO KANKER KULIT = KARSINOGENESIS
Penelitian terdahulu menemukan, bahwa beberapa bahan kimia dapat menyebabkan kanker kulit. Di antaranya ialah ter (batubara) arsen (yang terdapat pada insektisida/pestisida), nitrogen mustard dan lain-lain.
Penelitian-penelitian sesudah itu menyatakan bahwa sinar matahari merupakan factor utama yang menyebabkan keganasan kulit. Bagian sinar matahari yang diduga sebagai karsinogesnesis tersebut adalah sinar ultraviolet B (UVB). Lapisan ozon yang berada di atas bumi, dianggap merupakan penahan sinar UVB sampai ke bumi. Dengan meningkatnya pemakaian bahan-bahan kimia tertentu, akan menyebabkan lapisa ozon tersebut pecah, sehingga mengakibatkan pancaran sinar UVB langsung mengenai bumi. Hal ini akan meningkatkan insidens kanker kulit. Selain sinar matahari tersebut, sinar pengion yang dipakai untuk pengobatan (radiasi/radioterapi) juga dapat menimbulkan kanker kulit.
Akhir-akhir ini, ditemukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit. Diantaranya adalah human papilloma virus (HPV) dan human immunodeficiency virus (HIV)
Bahan kimia, sinar matahari maupun sinar pengionbersama-sama dengan virus merupakan faktor penyebab dari luar tubuh. Di samping factor dari luar terdapat juga factor penyebab dari dalam yaitu materi genetic tubuh sendiri (gen). Daya tahan tubuh juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan kanker. Yang menarik adalah bahwa ras kaukasia ternyata lebih banyak menderita kanker kulit biloa terkena sinar matahari dibandingkan dengan kulit berwarna. Sehingga diduga bahwa faktor ras juga memegang peranan.
TUMOR JINAK, PRAKANKER DAN GENODERMATOSIS
Terdapat dua jenis tumor. Tumor jinak (tahi lalat, kista dll) dan tumor ganas (kanker). Di antaranya ada keadaan yang disebut prakanker, yaitu penyakit kulit yangdapat berubah menjadi ganas (kanker kulit). Misalnya kemerahan karena terkena arsen/matahari, jaringan parut menahun, beberapa jenis benjolan yang memebesar perlahan, penyakit kulit karena penyinaran, beberapa jenis tahi lalat, bercak keputihan di rongga mulut/lidah dan kemaluan, tahi lalat besar yang ada sejak lahir dan lain-lain.
Disamping itu terdapat juga keadaan yang disebut genodermatosis, yaitu penyakit kulit yang disebabkan oleh karena kelainan gen yang dihubungkan dengan keganasan. Contohnya penyakit xeroderma pigmentosum. Keadaan-keadaan tersebut di atas ada kaitannya dengan kanker kulit.
KARSINOMA SEL BASAL
Sinonim : basiloma, epitelioma sel basal dan ulkus rodens. Merupakan kanker kulit yang paling sering terdapat. Dianggap berasal dari sel-sel pluripotensial (sel yang dapat berubah menjadi sel-sel lain). Teori yang lebih baru menduga bahwa sel tersebut berada di bagian adneksa kulit. Kelainan umumnya terdapat di daerah yang terpajan sinar matahari. Tumbuh lambat, bersifat destruktif local dan jaringan menyebar ke bagian tubuh lain.
Sinar ultraviolet diduga merupakan penyebab. Selain itu jaringan parut, trauma , luka bakar, sinar X maupun bahan kimia juga dapat menimbulkan KSB.
Bermacam-macam bentuk dapat ditemukan. Di antaranya, benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh. Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaaan klinis dan histopatologis dengan melakukan biopsy (pengambilan kelainan kulitnya (kanker) sedikit dan dilihat di bawah mikroskop)
Apabila diagnosis telah ditegakkan, dilakukan pengobatan. Terdapat bermacam-macam cara pengobatan. Tindakan yang paling utama adalah bedah pisau. Cara pengobatan yang lain adalah dengan penyinaran. Selain itu dapat dilakukan tindakan bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).
KARSINOMA SEL SKUAMOSA
Sinonim : Epitel sel skuamosa (Prickle), karsinoma sel prickle dan karsinoma epidermoid.
KSS adalah keganasan sel keratinosit epidermis, dan mempunyai kemampuan menyebar ke bagian tubuh yang lain. merupakan kanker kulit ke dua tersering. biasanya menyerang orang kulit putih yang berada di daerah tropik. laki-laki lebih banyak dari wanita, dan umumnya mengenai orang tua.
Seperti KSB, sinar matahari merupakan salah satu penyebab. selain itu, keadaan daya tahan tubuh yang menurun (lemah), virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut juga dapat menimbulkan penyekit ini.
Biasanya penderita KSS, mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh. Setelah diagnosa ditegakkan dengan melihat gambaran klinis dan pemeriksaan histopatologis, KSS diobati dengan tindakan bedah pisau. Bila tidak mungkin, dilakukan tindakan lain yang hampir sama dengan tindakan KSB, misalnya penyinaran, bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik maupun dengan obat-obatan (kemoterapi).

Masalah Keterlambatan Diagnostik Dini dan Upaya Diagnosis Dini

Masalah Keterlambatan Diagnostk Dini dan Upaya Diagnosis DiniPenulis: dr.Eddy Soeratman,Sp.P
Masalah Keterlambatan Diagnostik Dini dan Upaya Diagnosis Dini
Eddy Suratman (Timja Paru RS Kanker "Dharmais")
Dinegara maju angka kematian akibat kanker pada laki-laki 1/3 diantaranya disebabkan oleh kanker paru. sedangkan pada wanita berkisar 1/5 nya.Di Indonesia kanker paru termasuk diantara 10 penyakit jenis keganasan tersering yang datang ke rumah sakit. Lebih 90% penderita kanker paru datang berobat termasuk stadium operabel. Kanker Paru stadium dini (operabel) memiliki prognosis yang lebih bak dibanding dengan stadium lanjut.Di RS Kanker "Dharmais" sendiri umumnya yang berobat sudah dalam stadium III dan IV. Masalah yang kita hadapi saat ini bagaimana mengurangi penderita dalam jerajat lanjut dan meningkatkan penemuan penderita kanker patru dalam derajat yang lebih dini.
Lebih dari 95% berasal dari epitel bronkus. Klarifikasi kanker paru berdasarkan jenis histologinya sebagai berikut:
1. Karsinoma sel skwamosa
2. Adeno karsinoma
3. Karsinoma sel kecil
4. Karsinoma sel besar
Kebiasaan merokok sangat berhubungan erat dengan kanker paru. resiko seorang penderita kanker paru meningkat pada perokok sesuai dengan :
· Jumlah konsumsi rokok sehari
· Lamanya merokok
· Sat mulai merokok
· alamnya hisapan asap
· Jumlah kanduangan tar pada rokok
Karsinoma Sel Skwamosa
Karsinoma sel skwamosa merupakan yang paling sering, sekitar 20 s.d 45% letaknya lebih sentral.
· Umumnya pada bronkus bersar, masa tumor dapat menyumbat.
· Dapat menimbulkan pneumotis obstruktif
· Jarang terdapat diperifer, bilda ada -> sentral nekrosis dan kavitasi
· Cenderung tumbuh sepanjang dinding bronkus, menyebar ke sentral
· Sering disertai metastasis jauh pada kelenjar regional dan organ jauh
Adeno karsinoma
Ade kasrsinoma berkisar anatara 25-30%, umumnya terletak perifer danlebih sering disertai dengan efusi pleura.
· Umumnya berkembang dari perifer
· Umumnya asimtiomatik kadang-kadang terdeteksi pada foto toraks rutin
· Invasi darah limfe --> menimbulkan banyak kobus

Karsinoma Sel Kecil
Karsinoma sel kecil kekerapannya sekitar 20-25%. memiliki prognosa sangat buruk karena agresif dan mudah bermetastasis.
Umumnya berasal dari bronkus besar
· Menginfiltrasi dinding bronkus
· Metastasis ke hilus dan kgb mediatinum
· Pada saat ditegakan serng sudah metastasis jauh
Karsinoma Sel Besar
Karsinoma Sel Besal berkisar 10%, bisa disentral dan perifer
Gejala
Batuk lama
Batuk darah
Tanda obstruksi jelan napas
Atelektatis
Pnuemonitis
Berat badan menurun, lemah
Sindroma paraneoplastik
Pembesaran kgb hilus dan mediainum
Suara serak
Elevasi otot diapfragma
Sindroma pancoast
Metastasis organ lain
Faktor yang memperlambat diagnosis kanker paru berasal dari penderita maupun dari dokter. Sebab keterlambatan tersebut
1. Penderita
· Kurang pengetahuan penderita tentang penyakit kanker
· Ketidak mampuan penderita menjalan kan pengobatan/ pemeriksaan
2. Dokter
· Kurang pengetahuan dan perhatian
· Lambatnya sistem rujukan
Kesalahan dalam mendiagnosis kanker paru sebagai TB masih cukup besar. Hardiarto 1974 mendapatkan diagnosos TB pada 47 kasus (43%) dari 109 kasus kanker paru yang diteliti. Hal ini jelas merugikan karena ketermabatan diagnosis dakan menghilangkan kemungkinan penyembuhan
Penemuan Dini Kanker
Penemuan dini kanker paru bertujuan menemukan kanker paru yang masih terbatas pada epitel bronkus (karsinoma insitu). Pendrita umumnya tidak menunjukan gejala, pemeriksaan jasmani normal, tidak tampak dengan foto totaks biasa, sangat sulit menemukas kasus ini.
Stadium pneyakit ini masih resektable belum tampak metastasis dan diharapkan dapat sembuh. Penemuan dini kanker paru melalui "screening" atau penapisan dilaksanakan dengan pemeriksaan sitologi sputum dan foto toraks secar berkala.
Dinegara maju pemeriksaan ini dianjurkan hanya pada kelompok golongan resiko tinggi (GRT) yankni sebagi berikut :
· Lai-laki berusia 40 tahun keatas
· Perokok berat (20 batang sigaret atau lebih setiap hari)
· Dan atau bekerja dilingkungan beresio (pabrik cat, asbes, logam dll)
Penapisa kanker paru pada GRT berkala setiap enam bulan akan lebih mendapatkan kasus kanker stsdium awal dan mendapatkan masa tahan hidup lima tahun leih panjang. tetapi tidak merubah angka kematian secara keseluruhan. sehingga tidak direkomendasikan untuk kelompok luas. Dibeberapa negara maju pada golongan terbatas.
Brosnkoskopi sistem LIFE (Lung Imaging Fluoroscopic) dapat mendeteksi lesi pre kanker dan lesi situ.
Keunggulan yang diharapkan dari bronkoskopi LIFE adalah:
1. Dapat mendeteksi lebih awal dan melokalisasi sel kanker
2. Dapat menentukan luasnya penyebaran kanker ebdobronkial
3. Dapat mendeteksi dan melokalisasi lesi pra kanker
Referensi
1. McVie JG Cancer of the lung and pleura. In:Manual of Clinical Oncology,5th ed. Geneva. Spring-Verlag; 1990: 217
2. Hadiarto M. Menyongsong era kanker paru di Indonesia. Kanker Paru Diagnosis dan Terapi 1990:1-8
3. Yususf A. Diagnosis kanker paru, mungkinkah? Majalah Paru 1995:15; 4-5 (Editorial)
4. Martini N, Zaman M. Earldiagnosis of Carcinoma og The Lung. In: thoracic oncology. Ed. Roth JA, Ruckdesschell J. Weisenburger T. Philadelphia. WB Sounders Company, 1989:133
5. Skarin A. Lung Cancer. In: Atlasof Diagnostic Oncology, Ed: Roth JA, Cox JD, Hung WK. Boston. Blacwell Scientific Publication, 1993:68-82
Lam S. Profio. Flouosence Tumor Detection. In:minimally invasivve techniques in thoracic medicine & surgery. Ed: Hetzel M London. Chapman & Hall M London. Chapman & Hall Medical 1995:

NUTRISI PADA PENDERITA KANKER

Nutrisi Pada Penderita KankerPenulis: dr.Ririn Hariani,SpGK
NUTRISI PADA PENDERITA KANKER
dr. Ririn Hariani MS

Kanker terjadi akibat perubahan sel yang melepaskan diri dari mekanisme pengaturan normal. Kanker sendiri merupakan istilah yang menggambarkan keadaan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal yaitu multiplikasi dan menyebar. Multiplikasi sel merupakan keadaan normal pada masa pertumbuhan atau proses regenerasi. Akan tetapi bila faktor yang mengontrol pembelaan sel tidak lagi berfungsi dengan normal maka keadaan ini yang disebut penyakit kanker.
Pada penderita kanker sering disertai adanya kaheksi yaitu suatu sindroma yang ditandai dengan gejala klinik berupa anoreksia, perubahan ambang rasa kecap, penururnan berat badan, anemia, gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Keadaan ini merupakan akibat dari kanker baik lokal maupun sistemik dan juga merupakan komplikasi dari obat anti kanker.
Anoreksia adalah hilangnya atau berkurangnya nafsu makan yang merupakan faktor utama dalam terjadinya kaheksia pada kanker. Zat metabolit yang dihasilkan sel kanker menyebababkan anoreksia, cepat kenyang dan menyebabkan perubahan rasa kecap. Stres psikologis yang terjadi pada kanker juga menunjang peranan dalam terjadinya anoreksia.
Penurunan nafsu makan oleh berbagai penyebab tampaknya merupakan faktor utama dalam terjadinya penurunan berat badan. Namun tidak jarang pada penderita yang mendapat asupan makanan yang adekuat juga mengalami penurunan berat badan adalah terjadinya hipermetabolisme pada penderita kanker.
Pengobatan anti kanker seperti kemoterapi, radiasi serta pembedahan dapat mempengaruhi status nutrisi penderita. Status gizi yang baik dapat menurunkan komplikasi dari terapi anti kanker dan membuat penderita merasa lebih baik. Dukungan nutrisi merupakan bagian yang penting dalam menunjang terapi penderita kanker.

Beberapa pengaruh pengobatan anti kanker pada status nutrisi:
1. Kemoterapi
Kemoterapi mempunyai kontribusi pada terjadinya malnutrisi dengan berbagai sebab antara lain mual, stomatitis atau sariawan, gangguan saluran pencernaan dan penurunan nafsu makan. Hal di atas selain mempengaruhi status nutrisi juga dapat mempengaruhi hasil dari pengobatan kemoterapi. Efek samping yang terjadi berhubungan dengan dosis, lama terapi, jenis obat dan respon individual.
2. Radioterapi
Radioterapi juga berkontribusi pada terjadinya malnutrisi pada penderita kanker. Beratnya malnutrisi yang terjadi ditentukan oleh tempat dilakukan radiasi, dosis dan lama radiasi.
Beberapa penyebab perubahan status nutrisi akibat radiasi:
· Radiasi di kepala: menyebabkan mual, muntah.
· Radiasi pada kepala/leher: menyebabkan mucositis, sulit menelan, susah membuka mulut.
· Radiasi thorax: susah menelan, oesofagitis.
· Radiasi abdomen/pelvis: menyebabkan diare, gastritis, mual, muntah.
3. Pembedahan
Tergantung dari operasi yang dilakukan. Pembedahan merupakan terapi primer untuk penderita dengan kanker pada traktus gastro intestinal atau saluran pencernaan yang mungkin dikombinasi dengan kemoterapi atau radiasi. Tumor yang berada di saluran pencernaan biasanya akan bermasalah pada masalah nutrisi.

Beberapa contoh akibat pembedahan pada saluran cerna;
· Operasi gaster: penurunan absorbsi vitamin B12.
· Operasi pancreas: gangguan metabolisme glukosa.
· Operasi kolon: kehilangan air dan elektrolit.

Tujuan terapi nutrisi pada penderita kanker antara lain:
1. Mempertahankan status nutrisi.
2. Mengurangi gejala sindroma kaheksia.
3. Mencegah komplikasi.
4. Memenuhi kecukupan mikronutrien

Terapi nutrisi
Kebutuhan nutrisi penderita kanker sangat individual dan berubah-ubah dari waktu ke waktu selama perjalanan penyakit serta tergantung dari terapi yang dijalankan. Kebutuhan energi dan protein penderita kanker belum ada kesepakatan. Secara umum dianjurkan kebutuhan kalori dianjurkan 25-35 kal/kg BB/hari, protein 1-1,5 gr/kg BB. Suplementasi vitamin sesuai kebutuhan terutama bagi yang tidak dapat mengkonsumsi diit gizi seimbang.

Cara pemberian
a. Melalui mulut/peroral
Pemberian melalui mulut merupakan cara yang paling disukai. Namun pada penderita kanker yang mengalami anoreksia dan perubahan rasa kecap maka pemberian makanan peroral menjadi masalah dan perlu mendapat perhatian khusus.
Cara mengatasi beberapa masalah makan secara peroral:
· Penyajian makanan harus dapat membangkitkan nafsu makan. Pada umumnya nafsu makan lebih baik pagi hari.
· Makanan diberikan sediki-sedikit tetapi sering. Cara ini terbukti memberi hasil pada sebagian besar pasien karena jumlah kalori dapat dipenuhi dengan cara yang tidak memberatkan.
· Diit sebaiknya tinggi kalori dan protein.
· Pada penderita gangguan rasa kecap: pengolahan makanan sebaiknya diberi bumbu lebih banyak, dan disajikan dengan bentuk dan aroma yang baik.
· Penderita dengan ganguan menelan: makanan diberikan dalam bentuk yang mudah ditelan misalnya ditambah kuah, diberikan diit lunak, makanan dicincang/digiling/disaring. Rasa jenis makanan dan penyajian harus sesuai dengan selera pasien.
· Penderita dengan sariawan: konsistensi makanan harus lembut agar mudah ditelan, hindari makanan terlalu panas, berbumbu tajam, terlalu asam.

b. Nutrisi enteral/melalui pipa
Bila pemberian makanan melalui mulut tidak dapat diterima/belum adekuat maka dipertimbangkan pemberian makanan dengan cara lain.
· Pada penderita kanker dengan fungsi saluran cerna masih baik maka makanan diberikan melalui pipa. Pipa melalui hidung paling sering digunakan karena lebih mudah.
· Selain itu pipa dapat juga bermuara di lambung maupun usus halus tergantung lokasi tumor.
· Pemilihan formula sama dengan penderita bukan kanker.

c. Nutrisi parenteral
Pemberian nutrisi parenteral mempunyai risiko tetapi pada keadaan tertentu cara ini perlu dipertimbangkan. Misalnya pada penderita kanker dengan gangguan fungsi saluran cerna, operasi pemotongan usus yang luas atau obstruksi. Pada penderita dengan nutrisi parenteral ini perlu dipantau dengan ketat karena selain mahal juga efek samping nutrisi ini cukup besar.

Pemantauan
Evaluasi harus dilakukan secara rutin dan teratur melalui perubahan status medis, status nutrisi dan pemeriksaan laboratorium. Bila terjadi perubahan pada salah satu hasil tersebut maka perencanaan nutrisi disesuaikan, penyesuaian dapat berupa perubahan pilihan makanan, waktu pemberian makanan, komposisi nutrien dan cara pemberian makan

MENJAGA KESEHATAN MULUT & GIGI SEBAGAI

Menjaga Kesehatan Mulut & Gigi Sebagai Persiapan Pasien Kanker Sebelum Radiasi & KemoterapiPenulis: SMF Gigi dan Mulut
MENJAGA KESEHATAN MULUT & GIGI SEBAGAI
PERSIAPAN PASIEN KANKER SEBELUM RADIASI & KEMOTERAPI
Oleh: SMF Gigi dan Mulut

I.PENDAHULUAN
Dokter gigi dalam melakukan pemeriksaan tidak hanya pada giginya saja, tapi termasuk jaringan-jaringan yang terdapat didalam mulut dan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan lunak seperti gusi, otot pipi, lidah dan jaringan keras seperti tulang rahang atas, rahang bawah dan tulang yang berhubungan langsung dengan rahang.
Keluhan atau rasa sakit yang timbul dirasakan oleh penderita pada satu tempat didaerah mulut belum tentu disebabkan oleh penyakit atau kelainan yang berada didaerah mulut tersebut.
Begitu juga kalau ada penyakit pada gigi dan mulut bisa berdampak timbulnya gangguan penyebaran infeksi di bagian lain dari tubuh.

II.RADIASI DAN KEMOTERAPI
Radiasi : adalah pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radio aktif. Pengobatan tersebut dilakukan dengan dosis penyinaran tertentu sesuai dengan macam kankernya. Dalam pelaksanaannya pengobatan tersebut tidak boleh terputus, tapi harus terus menerus setiap hari sampai selesai. Dampak dari penyinaran dengan sinar radio aktif tersebut adalah:
-Gigi dan tulang penyangganya menjadi rapuh untuk sementara waktu.
-Elemen-elemen dalam darah menurun kadarnya dari normal.
Maka pasien selama menjalani penyinaran tidak boleh ada gangguan yang disebabkan adanya focus infeksi yang berasal dari jaringan lunak di mulut dan gigi. Setelah penyinaran selesai, pasien tidak diperbolehkan melakukan pencabutan gigi selama 3 tahun. Waktu tersebut dibutuhkan untuk pengembalian struktur tulang dan elemen-elemen dalam darah keadaan normal.
Kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan zat kimiawi yang dimasukkan kedalam tubuh langsung ke pembuluh darah (dengan cara infus). Selama pengobatan ini seperti pada pengobatan dengan sinar radio aktif, yaitu elemen-elemen darah menurun kadarnya dari normal. Maka pasien tidak boleh terkena infeksi, terutama yang bersumber dari gigi dan mulut. Biasanya pasien ditempatkan pada ruangan yang steril, maka pasien sedapat mungkin sudah bebas dari sumber infeksi. Tapi kalau pada kemoterapi ini, tidak perlu menunggu 3 tahun, pasien bisa melakukan pencabutan gigi asal elemen-elemen darah dalam keadaan memenuhi syarat. Hal tersebut untuk mencegah adanya pendarahan dalam mulut setelah pencabutan gigi. Jadi disarankan dalam proses pengobatan kanker baik dengan sinar maupun kemoterapi, mutlak harus dikonsulkan pasien tersebut ke dokter gigi. Sementara pasien dalam persiapan, bisa sambil dibersihkan focus infeksinya dalam gigi dan mulut.

III.FOKUS INFEKSI
Fokus Infeksi adalah suatu tempat yang mengandung kuman dan pada suatu waktu dapat menyebabkan penyebaran infeksi di tempat lain terutama kalau keadaan daya tahan orang yang bersangkutan sedang menurun. Fokus infeksi ini bisa dimana saja, tapi disini yang akan dibahas adalah fokus infeksi di dalam mulut dan gigi. Adapun focus infeksi yang berada dalam mulut dan gigi. Adapun focus infeksi yang berada dalam mulut dan gigi adalah:
Plak, adalah lapisan tipis yang menempel pada gigi karena gigi tersebut tidak atau belum dibersihkan sehingga dapat menyebabkan infeksi gusi dan gigi berlubang.
Karang gigi, lapisan keras yang menempel pada gigi baik rahang atas maupun bawah. Terutama pada gigi-gigi yang letaknya berhadapan dengan muara kelenjar ludah yaitu dibawah lidah dan pipi kiri dan kanan sehingga dapat menyebabkan infeksi pada gusi.
Gigi yang berlubang, baik lubang yang kecil maupun besar sehingga dapat menjalar terus dan berlubang terus dan lubangnya sampai ke syaraf dan menyebabkan rasa sakit yang berdenyut-denyut.
Gigi yang sudah mati, meskipun mahkotanya masih ada, tapi ada lubang yang sudah sampai syarafnya dan sudah tidak vital lagi sehingga dapat menyebabkan bengkak.
Akar gigi masih tersisa, gigi yang sudah mati bisa pecah sedikit demi sedikit mahkotanya sehingga tinggal akarnya saja atau karena pencabutan yang tidak tuntas sehingga dapat menyebabkan bengkak.
Tumbuhnya gigi bungsu yang bermasalah, gigi terakhir pada rahang atas maupun bawah yang timbul setelah rahang selesai berkembang sehingga dapat menyebabkan bengkak dan kesulitan untuk buka mulut.

IV.MENCEGAH TERJADINYA FOKUS INFEKSI DENGAN MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Usaha pencegahan merupakan tindakan yang lebih mudah dan murah dibandingkan dengan tindakan pengobatan. Maka dihimbau kepada pasien kanker untuk melakukan usaha pencegahan terjadinya fokus infeksi dalam gigi dan mulut dengan menjaga kesehatan gigi dan mulut/sebagai berikut:
Plak, untuk mencegah terjadinya plak pada gigi:
-Pasien harus rajin membersihkan gigi dengan sikat gigi terutama sesudah makan dan sebelum tidur. Sesudah sikat gigi dan jangan makan apa-apa lagi.
-Banyak makan buah yang berserat tinggi seperti apel hijau, bangkoang dsb. Ini mempunyai daya self deansing (pembersihan pada gigi itu sendiri)
Karang gigi, ini terjadi bukan hanya karena gigi tidak disikat tetapi juga karena endapan dari ludah apalagi kalau gigi tersebut kotor dan banyak plak dipermukaannya sehingga mempermudah terjadinya perlekatan endapan ludah di gigi. Penanggulangannya:
-Seperti tindakan pencegahan terjadinya plak
-Kalau sudah ada karang gigi harus dibersihkan dengan alat khusus bisa secara manual atau elektronik.
-Gigi dipoles kemudian gusi yang sampai terdesak diolesi betadine untuk mulut.
Gigi berlubang, kalau merasa ada giginya berlubang sebaiknya segera berobat ke dokter gigi karena kalau tidak segera ditambal lubang mejadi tempat tertimbunnya sisa makanan yang kemudian menyebabkan bau yang tidak sedap dan berproses, lubang akan bertambah dalam.
Gigi yang sudah mati, tapi mahkotanya masih bisa dipertahankan, segera ke dokter gigi. Dengan rontgen pada gigi dapat dilihat jaringan penyangganya masih cukup baik atau tidak. Kalau masih cukup baik gigi bisa dirawat syarafnya. Perawatan tersebut dengan cara kunjungan berulang-ulang sampai akar gigi tersebut benar-benar bersih kemudian dilakukan penambalan sampai gigi bisa berfungsi kembali.Kalau jaringan penyangganya sudah tidak memenuhi syarat termasuk pernah bengkak sebaiknya gigi tersebut dicabut.
Akar gigi yang masih tersisa, ini mutlak harus dicabut karena sudah tidak ada fungsinya lagi bahkan sewaktu-waktu mudah sekali terjadi pembengkakan dijaringan mulut.
Gigi bungsu yang timbulnya bermasalah, artinya adalah gigi terakhir tersebut tumbuhnya disertai pembengkakan. Sebaiknya dilihat posisinya dengan roentgen foto gigi. Kalau tidak kekurangan tempat dan posisinya betul dapat dibantu dengan pengguntingan gusi yang menutupi oleh dokter gigi. Kalau kekurangan tempat dan atau posisiya tidak normal disarankan dicabut dengan operasi kecil oleh dokter gigi. Tapi ini harus difikirkan kemungkinannya berhubungan dengan keadaan umum fisik pasien.

V.KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ;
Pemeriksaan gigi dan mulut sangat dianjurkan bagi pasien kanker yang akan mengalami radiasi dan atau kemoterapi untuk mendukung jalannya terapi tersebut.
Tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut lebih mudah dan murah untuk mencegah terjadinya fokus infeksi.
Kalupun gigi dan mulut dalam keadaan baik sebelum radiasi dan atau kemoterapi dapat dilakukan fluaridasi pada gigi untuk mencegah kerusakan yang akan datang.
Saran :
Karena perawatan gigi dan mulut biasanya tidak bisa 1 x kunjungan maka disarankan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut dijalankan bersamaan dengan waktu persiapan radiasi dan atau kemoterapi selama keadaan umum pasien mendukung.

PENCEGAHAN KANKER PADA ANAK (?)

Pencegahan Kanker Pada AnakPenulis: dr.Eddy Setiawan Tehuteru,SpA
PENCEGAHAN KANKER PADA ANAK (?)

Bila Pembaca jeli membaca judul di atas, pasti saat ini juga Pembaca akan mengira bahwa cara penulisan judul di atas salah. Kok judulnya diakhiri tanda tanya yang terletak di antara dua tanda kurung? Mau bercerita tentang apa artikel ini sebenarnya?

Berbicara tentang kanker, sudah dapat dipastikan bahwa semua orangtua berharap agar anaknya tidak terkena kanker. Agar tidak terkena kanker, upaya pencegahan merupakan tindakan terbaik yang harus dilakukan. The International Union Against Cancer atau dikenal dengan UICC yang berkantor pusat di Swiss, pada tahun 2007 ini menghimbau kepada orangtua agar mau membantu anak-anak mereka dalam memberikan pengetahuan dan contoh tentang pentingnya menghindari hal-hal yang diperkirakan dapat menimbulkan kanker. Lebih lanjut dikatakan bahwa ada 4 hal yang harus dihindari anak-anak agar kelak mereka tidak terkena kanker, yaitu hindari rokok, hindari infeksi, hindari sinar matahari, dan makan makanan yang sehat. Mengindari rokok sudah jelas berguna untuk mencegah agar anak kelak tidak terkena beberapa jenis kanker, antara lain adalah kanker paru. Menghindari infeksi juga sudah jelas berguna untuk mencegah beberapa jenis kanker, seperti contohnya kanker hati dan kanker leher rahim. Begitu pula dengan menghindari sinar matahari, yang merupakan salah satu cara agar seseorang dapat terhindar dari kanker kulit. Sementara makan makanan yang sehat berguna untuk menghindari seseorang dari terkena kanker, dimana salah satunya adalah kanker usus besar.

Jika diperhatikan, jenis kanker yang dicoba untuk dicegah hampir semuanya adalah jenis kanker yang justru kerap dijumpai pada orang dewasa. Bagaimana halnya dengan jenis kanker yang umumnya dijumpai pada anak-anak? Menurut The American Cancer Society, kanker yang dijumpai pada anak secara bermakna tidak ada kaitannya sama sekali dengan faktor-faktor risiko, seperti tembakau, penggunaan alkohol, makan makanan yang tidak sehat, atau kurang berolahraga. Artinya, sekalipun seorang anak sudah mengikuti segala upaya yang dianjurkan agar ia tidak terkena kanker, tetap saja jenis kanker yang umumnya dijumpai pada anak dapat mengenai anak tersebut. Kalau ingin diungkapkan dengan kalimat yang sederhana, lebih kurang akan berbunyi, “Kanker pada anak sebenarnya tidak dapat dicegah”.Kiranya hal ini dapat menjelaskan kebingungan beberapa orangtua yang mempertanyakan mengapa anaknya terkena kanker padahal segala upaya pencegahan kanker sudah semua dilakukan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, apa yang seharusnya sekarang dilakukan bagi anak-anak agar tidak terkena kanker? Kenyataan di atas yang jelas tidak dapat diubah. Oleh karena itu, jika kanker pada anak memang tidak dapat dicegah, sesuai dengan himbauan UICC, orangtua tetap dapat memberi pengetahuan dan contoh sehubungan dengan 4 hal di atas yang harus dilakukan agar anak-anak dapat terhindar dari kanker saat mereka menginjak usia dewasa. Di dalam publikasinya, lembaga swadaya masyarakat ini memang menganjurkan agar pencegahan terhadap kanker sebaiknya dilakukan sejak usia dini guna mencapai apa yang diharapkan. Di dalam kata sambutannya, Presiden UICC Dr. Franco Cavalli juga mengatakan bahwa orangtua yang melakukan himbauan di atas berarti mereka menginginkan masa depan dunia yang lebih baik dan lebih sehat.

Selamat menjalankan himbauan di atas dan pada akhirnya, sudah jelas dong ya alasannya mengapa tanda tanya di akhir judul diletakkan di antara dua tanda kurung……(EST)

Sudah dipublikasi di Buletin Yayasan Onkologi Indonesia, Edisi Agustus 2007

PEMERIKSAAN PERTANDA TUMOR

Pemeriksaan Petanda TumorPenulis: dr.Sri Hartini,SpPK,MARS
PEMERIKSAAN PERTANDA TUMOR
dr. Sri Hartini, SpPK, MARS

Pendahuluan
Berkat perkembangan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, khususnya perkembangan dalam ilmu biomedik, mekanisme terjadinya kanker dan proses pertumbuhannya telah mulai dipahami dan diharapkan dapat diperbaiki. Penatalaksanaan penderita sudah diketahui bahwa pertumbuhan sel dipengaruhi oleh 2 jenis gen pertumbuhan (onkogen) dan gen penghambat pertumbuhan (gen supresor) yang masing-masing memproduksi protein yang berfungsi meningkatkan dan menekan pertumbuhan sel seusia dengan kebutuhan pada keadaan normal fungsi ke 2 gen tersebut berjalan seimbang. Amplikasi atau mutasi onkogen dan atau inaktivasi serta mutasi gen supresor menyebabkan fungsi berubah menjadi sel ganas. Sel yang mengalami perubahan perilaku sel tersebut akan menyebabkan penyimpangan pada metabolisme dan susunan mapun molekuler. Penyimpangan metabolisme dan susunan biokimiawi ini dapat digunakan untuk meyatakan adanya perubahan sel menjadi ganas dan dikenal sebagai penanda tumor.

Uraian dibawah ini mengulas pengertian jenis-jenis penanda tumor serta manfaat dari pemeriksaan penanda tumor tersebut.

Apa itu tumor?
Sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran, pengertian penanda tumor mengalami sedikit pergeseran. Pengertian lama penanda tumor adalah berbagai substansi yang dikeluarkan oleh sel kanker kedalam cairan tubuh atau diproduksi oleh sel normal sebagai respon terhadap adanya keganasan (dikenal dengan istilah “tumor marker”). Pengertian baru penanda tumor selain pengertian lama mencakup pula berbagai molekul termasuk onkogen dan antikogen serta produknya yang dikespresikan oleh sel kanker, dikenal dengan “biomarker keganasan”

Jenis pertanda pada tumor
Sesuai pengertian tersebut, penanda tumor dapat digolongkan sebagai penanda tumor ekstra selular/serologik, penanda tumor seluler dan penanda tumor molekuler. Dalam aplikasinya di klinik penanda tumor ekstra seluler/serologik dikelompokan sesuai dengan sifat dan fungsinya dalam kelompok penanda respon penderita (Host respon marker”), penanda pertumbuhan dan kerusakan sel, penanda deferensial dan penanda proliferasi. Penanda respon penderita umumnya merupakan tanda-tanda peradangan sebagai akibat adanya tumor, seperti C-reaktif protein (CRP), Alfa feto protein (AFP) dan Gamma Glutami Trandferase (Gamma GT). Penanda pertumbuhan dan kerusakan sel adalah substansi yang dihasilkan oleh sel yang mengalami kehancuran misalnya Laktat Dehidrogenase (LDH), Cytckerin, Cyfra 211. Penanda deferensiasi adalah substansi yang dalam keadaan normal diproduksi oleh sel atau jaringan asal tumor, termasuk diantaranya berbagai enzim serta hormon. Peran terpenting substansi ini adalah menentukan asal usul tumor atau jenis tumor primer pada penderita dengan anak sebar tumor. Beberapa contoh penanda tumor ini adalah PSA, CEA, CA123, CA153, HCG. Penanda proliferasi menggambarkan intensitas pembelahan sel yaitu jumlah sel baru yang dihasilkan tiap satuan waktu. Penanda ini dilepaskan oleh sel-sel yang membelah diri secara aktif dan memberikan petunjuk tentang pertumbuhan yang tidak terkendali. Beberapa contoh golongan ini adalah Ki 67 dan TPS. Penanda tumor seluler meliputi bentuk sel, penanda permukaan sel, kinetik sel serta kelainan struktur khromosom (misal Imunophenotyping pada leukemia, index proliferasi, philadelphia chromosom, dll).

Kelompok penanda tumor molekuler adalah kelainan gen atau mutasi gen yang dapat dideteksi dengan biologi molekuler (mutasi gen p53, BRCA, dll). Jenis penanda tumor serologis yang ideal adalah substansi yang diproduksi oleh sel dalam proses proliferasi (proses pembelahan sel dalam memperbanyak diri). Dan degradasi setelah ia mengalami perubahan ganas dan tidak diproduksi oleh sel jinak atau sel normal (spesifisitas 100%). Selain itu substansi ini harus dapat diukur (sensivitas 100%). Namun sayangnya sampai saat ini belum ada penanda ganas yang memiliki sifat-sifat demikian. Hal ini disebabkan antara lain oleh sifat kanker yang heterogen dan ekspresi antigen yang beraneka ragam pada permukaan sel. Oleh karena itu untuk mendapatkan gambaran yang lebih optimal tentang penyakit kanker pada seorang penderita, dokter klinik biasanya menggunakan kombinasi beberapa jenis penanda ganas.

Tata Laksana Muntah Bagi Anak yang Menjalani Kemoterapi

Tata Laksana Muntah Bagi Anak Yang Menjalani KemoterapiPenulis: dr.Eddy Setiawan Tehuteru,SpA
Tata Laksana Muntah Bagi Anak yang Menjalani Kemoterapi

Edi Setiawan Tehuteru
SMF Anak Rumah Sakit Kanker “Dharmais”

M
untah merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh anak-anak penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi. Menurut sebuah sumber memang dikatakan bahwa dari sekian banyak penyebab muntah pada anak, kemoterapi merupakan salah satu diantaranya.1 Bersamaan dengan semakin pesatnya perkembangan obat-obatan anti muntah, penderitaan anak-anak ini berangsur-angsur mulai dapat dikurangi. Penanganan muntah pada anak-anak penderita kanker yang sedang menjalani kemoterapi memang agak berbeda dengan penanganan muntah pada umumnya. Prinsip yang digunakan adalah prinsip yang dikembangkan oleh para ahli yang bergerak di bidang paliatif, yaitu memberikan obat anti muntah justru sebelum muntah itu terjadi.2 Hal ini dilakukan agar anak-anak tersebut tidak sampai harus merasakan bagaimana tidak enaknya muntah saat dikemoterapi, yang tentunya dapat berpengaruh terhadap kelanjutan dari pengobatan anak-anak tersebut dikemudian hari.

PATOFISIOLOGI
Secara sederhana, muntah adalah keluarnya kembali isi lambung melalui mulut. Namun, jika memperhatikan bagaimana proses muntah itu terjadi, ternyata tidak sesederhana itu.
Muntah dikoordinasi oleh pusat muntah di formasio reticularis medulla oblongata. Reseptor muntah terutama terdapat di dasar ventrikel ke empat otak dan disebut sebagai chemoreceptor trigger zone yang terletak di luar sawar darah otak. Sumber yang dapat menjadi input ke pusat muntah antara lain:
- Chemoreceptor trigger zone yang mengandung reseptor dopamine D2, reseptor serotonin 5-HT3, reseptor opioid, reseptor asetilkolin, dan reseptor substansi P. Stimulasi dari reseptor yang berbeda tersebut dapat merangsang pusat muntah melalui jalan yang berbeda.
- Sistem vestibular yang memberikan sinyal ke otak melalui saraf otak ke-VIII (vestibulocochlearis). Sistem ini berperan pada gejala muntah yang disebabkan oleh mabuk perjalanan (motion sickness) dan berkaitan dengan reseptor muskarinik dan reseptor histamin H1.
- Saraf otak ke-X (vagus) diaktifasi bila daerah faring terangsang sehingga menimbulkan refleks muntah.
- Sistem saraf usus dan vagus merupakan input dari sistem gastrointestinal. Iritasi dari mukosa gastrointestinal. Iritasi dari mukosa gastrointestinal karena kemoterapi, radiasi, distensi usus, dan gastroenteritis dapat mengaktivasi reseptor 5-HT3 melalui jalur ini.
- Susunan saraf pusat mempunyai peran pada muntah yang berkaitan dengan gangguan psikiatrik dan stres.

Pada anak-anak penderita kanker, obat-obat kemoterapi menyebabkan sel-sel di usus melepaskan serotonin yang kemudian sensasi ini diteruskan dan mengaktivasi pusat muntah di otak, yaitu di medula oblongata. Akhir dari proses yang kompleks ini ditandai dengan filorus yang mengalami relaksasi, yang memungkinkan isi duodenum dan proksimal yeyunum bergerak menuju lambung akibat gerakan peristaltik yang kuat untuk kemudian terjadi regurgitasi isi lambung melalui esofagus dan farings.3,4,5

PEMBAGIAN OBAT KEMOTERAPI
Sebelum menentukan obat anti muntah yang akan digunakan, penting untuk mengetahui obat kemoterapi yang digunakan termasuk dalam kelompok yang mana menurut kemampuannya dalam menimbulkan muntah. Obat-obat kemoterapi, menurut kemampuannya dalam menimbulkan muntah, dibagi atas 3 kelompok, yaitu ringan, sedang, dan berat. Disebut ringan bila kurang dari 10% pasien yang mendapat obat kemoterapi tertentu mengalami muntah, sedang bila 50% pasien yang mendapat obat kemoterapi tertentu mengalami muntah, dan berat bila semua pasien yang mendapat obat kemoterapi tertentu mengalami muntah.2
Berikut ini adalah pembagian obat kemoterapi menurut kemampuannya dalam menimbulkan muntah.

Tabel 1. Obat kemoterapi menurut kemampuannya dalam menimbulkan
muntah2,6

Ringan Bleomycin
Busulfan oral
Steroid
Fludarabine
Hydroxyurea
Interferon
Melfalan (Oral)
Mercaptopurine
Methotrexate < 1 g/m2
Thioguanine
Vinblastine
Vincristine


Sedang Asparaginase
Cytarabine < 1 g/m2
Etoposide
Fluoracil < 1000 mg/m2
Gemcitabine
Methotrexate > 1 g/m2
Thiotepa
Topotecan
Cyclofosfamide < 750 mg/m2
Epirubicin
Idarubicin
Mitoxantrone < 15 mg/m2


Berat Carboplatin
Carmustine
Cisplatin
Cyclofosfamide > 750 mg/m2
Cytarabine > 1 g/m2
Actinomycin
Doxorubicin
Irinotecan
Melfalan (IV)
Methotrexate > 2 g/m2
Mitoxantrone > 15 mg/m2
Procarbazine


PEMILIHAN OBAT ANTI MUNTAH
Setelah ditentukan termasuk dalam kelompok mana obat kemoterapi yang digunakan, selanjutnya adalah pemilihan obat anti muntah yang sesuai. Mengenai pilihan obat anti muntah berikut dosisnya dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Obat anti muntah2,7
Kelompok obat kemoterapi Obat anti muntah Dosis

Ringan Tidak diperlukan
atau Domperidone (oral) 0,3 mg/kg 4x/hari
atau Promethazine (oral) 0,5 mg/kg 4x/hari

Sedang Ondansetron (IV) 0,15 mg/kg 3x/hari
(IV kontinu) 0,45 mg/kg/hari
(maks 24-32 mg/hr)
(oral) 4-8 mg 2-3x/hari
atau Granisetron (IV) 10-20mcg/kg2-3x/hr
(oral) 1 mg 2x/hari
atau Dexamethasone(oral) 5 mg/m2 3x/hari

Berat Ondansetron/Granisetron Sama dgn di atas
dan Dexamethasone Sama dgn di atas


Obat-obatan anti muntah yang tersebut di atas harus diberikan 30 menit sebelum pemberian pertama obat kemoterapi dan dilanjutkan hingga obat kemoterapi selesai diberikan. Bagi pasien yang menggunakan obat kemoterapi yang termasuk dalam kelompok yang berat dalam menimbulkan muntah, dianjurkan agar ondansetron dilanjutkan hingga 3 hari setelah penghentian pemberian obat kemoterapi guna mengantisipasi muntah yang bisa timbul justru satu hari setelah obat kemoterapi dihentikan (delayed emesis).2,6 Khusus untuk cisplatin, selain ondansetron seperti ketentuan di atas, juga ditambah dexamethasone yang dilanjutkan hingga 2 hari setelah penghentian obat kemoterapi.6

PENUTUP
Tata laksana muntah pada anak-anak penderita kanker yang menjalani kemoterapi sebaiknya dapat dilakukan sesuai dengan kententuan yang berlaku. Hal ini tentunya diharapkan dapat mengurangi penderitaan anak-anak tersebut sehingga mereka tetap dapat menikmati kehidupan mereka setiap harinya sekalipun menderita kanker dan harus menjalani kemoterapi.

KEPUSTAKAAN
Wyllie R. Digestive Sysem. Dalam: Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, editor. Nelson Text Book of Pediatrics. Edisi ke-17. USA: Saunders, 2004. h. 1197-356.
Wetering M. Supportive Care During Treatment. Dalam: Voute PA, Barret A, Stevens MCG, Caron HN, editor. Cancer in Children: Clinical Management. Edisi ke-5. USA: Oxford University Press, 2005. h. 86-100.
Martini FH, Ober WC, Garrison CW, Welch K, Hutchings RT. Fundamentals of Anatomy and Physiology. Edisi ke-5. New Jersey: Prentice Hall, 2001. h. 845-99.
Hutapea AM. Keajaiban-keajaiban Dalam Tubuh Manusia. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, 2005. h. 174-5.
Oeschger-Schurch F, Verdan C. Oncological Nursing Care. Dalam: Imbach P, Kuhne T, Arceci RJ, editor. Pediatric Oncology: A Comprehensive Guide. Jerman: Springer, 2006. h. 205-28.
Schouten-van Meeteren AYN. Misselijkheid en Braken. Dalam: Kamps WA, Naafs-Wilstra MC, Schouten-van Meeteren AYN, Tissing WJE, editor. Werkboek Ondersteunende Behandeling in de Kinderoncologie. Belanda: VU University Press, 2005. h. 94-8.
Karwacki MW. Gastrointestinal Symptoms. Dalam: Goldman A, Hain, R, Liben S, editor. Oxford Textbook of Palliative Care for Children. USA: Oxpford University Press, 2006. h. 342-73.



Sudah dipublikasi di Jurnal Gastrohepatologi Anak Indonesia Volume 1 No. 3 Maret 2007

PERMASALAHAN DETEKSI DINI

Permasalahan Deteksi Dini dan Pengobatan Kanker PayudaraPenulis: dr.Sutjipto,Sp.B.Onk
PERMASALAHAN DETEKSI DINI
DAN PENGOBATAN KANKER PAYUDARA
dr. Sutjipto, Sp.B.Onk

Pendahuluan
Kanker payudara merupakan kanker yang sering dijumpai dalam masyarakat Indonesia dan menempati tempat ke dua terbanyak setelah kanker leher rahim.
Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) melaporkan. Pada tahun 1989 terdapat 7 juta penderita baru setiap tahun dan 5 juta orang meninggal akibat kanker payudara.
Secara global dalam 15 tahun terakhir ini frekuensi semakin meningkat, terutama di negara maju (Eropa/Amerika/pada golongan wanita dengan status sosial ekonomi yang tinggi). Dan menurut survei terakhir di dunia ini setiap tiga menit ditemukan seorang penderita kanker payudara baru dan setiap 11 menit ditemukan seorang wanita meninggal karena kanker payudara.
MOTTO yang mengatakan bahwa “Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan” untuk kanker payudara masih sulit untuk diterapkan saat ini yang dapat kita cegah mungkin dalam aspek “life style” nya serta mengurangi faktor RISIKO yang memungkinkan timbul kanker payudara. Kemampuan kita untuk mencegah kanker payudara masih terbatas. Penelitian mengenai hal ini masih berlangsung (faktor biomolekuler).
Dengan demikian usaha satu-satunya untuk meningkatkan angka penyembuhan pasien kanker payudara ialah dengan menemukan kanker tersebut pada stadium SEDINI mungkin.
Di Indonesia problem kanker payudara menjadi lebih besar lagi karena lebih dari 70% penderita datang ke dokter pada stadium yang sudah lanjut, akan hal ini berbeda dengan di negeri maju di Jepang misalnya kanker payudara lanjut hanya ditemukan sebanyak 13% saja.
Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut antara lain:
1. Penderita tidak tahu/kurang mengerti tentang kanker payudara.
2. Kurang memperhatikan payudara.
3. Rasa takut akan operasi.
4. Percaya Dukun/paranormal/terapi tradisional.
5. Faktor sosial/ekonomi.
6. Rasa malu untuk memberitahukan atau memperlihatkan payudara (TABU).
Penemuan sedini mungkin kanker payudara yang didiagnosa dan diobati secara betul dan optimal pada stadium I akan menambah harapan hidup dan kesembuhan: 10 tahun untuk stadium I 70-80%, untuk stadium II 43%, stadium III < 11,2 % dan 0% untuk stadium IV.

Mekanisme timbulnya kanker payudara
Pengetahuan tentang penyakit kanker pada khususnya kanker payudara sangat berkembang pesat akhir-akhir ini hal ini disebabkan karena sebagian besar penyakit infeksi dibanyak negara sudah dapat dikendalikan sehingga dana untuk riset mengenai penyebab kanker semakin lebih banyak. Apalagi dengan makin berkembangnya ilmu kedokteran dasar khususnya ilmu genetika yang semakin membuka jalan untuk lebih banyak mengetahui problem penyakit kanker dari sudut biomolekuler.
Teori genetika tentang penyebab kanker mengatakan bahwa terbentuknya sel tumor adalah sebagai akibat terjadinya penyimpangan genetika tersebut sedemikian rupa menyebabkan pembelahan sel menjadi berlebihan dan tidak terkendali.

Faktor Resiko Timbulnya Kanker Payudara Pada Wanita
· Wanita diatas usia 30 tahun.
· Wanita yang sudah menikah.
· Wanita yang menikah tetapi tidak punya anak.
· Tidak pernah menyusui anak.
· Mengalami trauma berulangkali pada payudara.
· Riwayat-riwayat famili/keluarga penderita penyakit kanker.
· Menstruasi pada usia yang sangat muda.
· Wanita yang mengalami gangguan jiwa (misalnya stress berat).
· Menderita lesi fibrokistik yang berat.

SARARI
Pengobatan payudara sendiri (SARARI, SADARI), sangat penting dianjurkan kepada masyarakat karena hampir 86% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri.
American Cancer Society dalam proyek skrining kanker payudara menganjurkan hal berikut ini pada wanita walaupun tidak dijumpai keluhan apapun:
· Wanita > 20 tahun melakukan SARARI tiap tiga bulan.
· Wanita > 35 tahun – 40 tahun melakukan mammografi.
· Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.
· Wanita > 50 tahun check up rutin/mammografi setiap tahun.
· Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya keluarga ada yang menderita kanker) pemeriksaan ke dokter lebih rutin dan lebih sering.
Tehnik SARARI
1. Berdiri di depan cermin dengan bagian dada terbuka.
Lengan di bawah: bandingkan besar payudara kiri dan kanan, perhatikan putting susu, bentuk normal atau tidak.
Lengan diatas kepala : perhatikan hal-hal seperti tersebut diatas sekali lagi.
2. Berbaring (sebaiknya leher diganjal sedikit dengan bantal)
Dengan jari-jari II-IV dilakukan perabaan pada seluruh payudara sendiri memutar dari atas ke bawah dari pusat ke tepi.
Jenis-Jenis Tumor Payudara
Benjolan padat pada payudara wanita dapat disebabkan oleh kelainan yang bersifat jinak atau kelainan yang bersifat ganas.
Kelainan yang bersifat ganas:
Secara histopatologi jenis kanker payudara bermacam-macam antara lain:
1. Berasal dari duktus (saluran) antara lain:
Karsinoma intra duktal
Karsinoma schirous
Karsinoma Medulare
Penyakit paget
2. Berasal dari lobus
Karsinoma lobuler

Stadium pada kanker payudara
Untuk kepentingan pengobatan dan prognosa kanker payudara dibagi 4 stadium yaitu:
Stadium I : Ukuran tumor tidak lebih dari 2 cm dan tidak terdapat
penyebaran ke organ lain maupun di kelenjar getah bening
supra clavicula.
Stadium II : Ukuran tumor antara 2-5 cm dan tidak terdapat penyebaran di
organ lain maupun dikelenjar getah bening supra clavicula.
Stadium III : Ukuran tumor lebih dari 5 cm dan tidak terdapat penyebaran
di organ lain maupun getah bening supra clavicula.
Stadium IV : Ukuran tumor seberapapun bilamana sudah ada penyebaran di
organ tubuh lain atau di kelenjar getah bening supra clavicula abdomen masuk kedalam stadium IV

Skema Pengobatan Kanker Payudara
Secara garis besar pengobatan kanker payudara yang disepakati oleh ahli kanker di dunia adalah sebagai berikut:
Stadium I : Operasi kemoterapi (optional)
Stadium II : Operasi kemoterapi (+ hormonal)
Kemotherapi operasi + radiasi (+ hormonal)
Stadium IV : Kemoterapi radiasi (+hormonal)

Waspadai Kanker pada Anak

Waspadai Kanker pada AnakPenulis: dr.Eddy Setiawan Tehuteru,SpA
Waspadai Kanker pada Anak
Evy Rahmawati - Kompas
Kanker pada anak bukan lagi penyakit yang mengerikan. Bahkan, penyakit kanker darah yang banyak diderita anak-anak dan dulu bisa dikatakan vonis mati itu kini dapat diobati sehingga penderita bisa sembuh. Semakin dini kanker ditemukan, peluang anak untuk sembuh kian besar.
Harapan untuk sembuh dan tetap bertahan hidup itu pula yang menjadi semangat anak-anak penderita kanker dalam menjalani masa pengobatan yang menelan waktu berbulan-bulan, bahkan beberapa tahun. Dukungan orangtua dan orang-orang di sekitarnya sangat berarti bagi mereka.
Alfred (6), misalnya, telah menjalani pengobatan sejak divonis terkena leukemia pada September tahun lalu. Namun, pengobatan itu sempat terhenti ketika ia menderita luka di sekujur tubuh pasca-diterapi. "Saya tidak tega melihat anak saya kesakitan waktu dikemoterapi," kata Ny Jumaini Sinaga, ibu Alfred.
Menurut Ny Jumaini, kecurigaannya bahwa ada yang tidak beres dengan tubuh Alfred mulai muncul ketika melihat tubuh anaknya kurus, sering demam, batuk, dan berwajah pucat. Ketika diperiksa tim medis, akhirnya diketahui bahwa anaknya menderita leukemia. "Begitu tahu anak saya positif terkena leukemia, saya langsung nangis. Tapi katanya masih ada harapan untuk sembuh," tuturnya.
Sementara Alda (7), bocah manis asal Karawang, baru dua bulan lalu dinyatakan menderita kanker otak. Tanpa ada gejala klinis yang menonjol, tiba-tiba ia mengalami kelumpuhan pada bagian kanan tubuhnya dan lambat laun kian menurun kesadarannya hingga sulit berbicara. "Padahal, sebelumnya anak saya ini lincah," kata Ny Uun Susilawati, ibu Alda.
Perjuangan tanpa kenal lelah melawan kanker darah juga dilakukan Aryo, yang terkena penyakit itu saat baru menginjak usia enam tahun. Berkat dukungan orangtua dan kerabatnya, Aryo dapat melalui masa-masa pengobatan yang "menyeramkan" itu. Kini ia telah menginjak usia 22 tahun dan tengah menempuh studi di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta.
Padahal, saat pertama kali ditemukan ada kanker darah dalam tubuhnya, ia divonis tidak berumur panjang. "Sulit menggambarkan bagaimana perasaan saya waktu itu saat mendengar anak saya dinyatakan terkena leukemia dan diramalkan tidak berumur panjang. Tapi, saya tidak mau menyerah," kata Kartika, ibu dari Aryo.
Semula, Aryo bertubuh subur. Namun, ketika menginjak usia enam tahun, berat badannya merosot secara drastis hingga 8 kilogram dalam waktu dua pekan lantaran tidak memiliki nafsu makan. Sekujur badannya kebiru-biruan seperti luka memar disertai demam, muncul bintik-bintik merah, kerap mimisan, dan luka berdarah pada bibir.
Untuk memastikan jenis penyakitnya, Aryo dirujuk ke Bagian Anak Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Di rumah sakit itu, sumsum tulang belakangnya diambil. Ternyata trombositnya rendah, sedangkan sel darah putihberlebihan. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan, ia positif terjangkit leukemia dan harus menjalani pengobatan selama dua tahun.
Pada tiga bulan pertama, Aryo dikemoterapi dan diberi obat antikanker (stitostika) di RSCM. Setiap kali mendapat pengobatan, ia muntah, nyeri pada sendi, dan rambut rontok. Sel kanker pun menjalar hingga ke bagian otak. Harapan untuk sembuh kian tipis hingga tim medis angkat tangan lantaran keterbatasan fasilitas pengobatan waktu itu.
Kendati demikian, orangtua Aryo tak mau menyerah. Berdasarkan informasi sesama orangtua dari anak yang menderita kanker, Aryo dibawa berobat ke Belanda. Di Negeri Kincir Angin itu ia kembali menjalani kemoterapi dan diberi obat antikanker dosis tinggi untuk mempersingkat lama pengobatan. Berkat pengobatan yang intensif itu, ia akhirnya dapat sembuh.
Bisa sembuh
Kanker bisa menimpa siapa saja tanpa memandang golongan umur, termasuk anak-anak. Kanker pada anak dapat terjadi sejak bayi lahir dan timbul di berbagai organ tubuh. "Kanker dapat menyerang semua orang, termasuk anak-anak," kata dr Djajadiman Gatot SpA(K) dari Subbagian Hematologi-Onkologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
Tak sedikit anak-anak yang terserang penyakit itu. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan, penderita kanker bertambah 6,25 juta per tahun di seluruh dunia. Di Indonesia, diprediksi tiap tahun ada seratus penderita baru dari 100.000 penduduk, 2 persen di antaranya atau 4.100 kasus merupakan kanker anak. Angka ini terus meningkat lantaran kurangnya pemahaman orangtua mengenai penyakit kanker dan bahayanya.
Sejauh ini, penyebab kanker pada anak masih belum jelas. Namun, diduga penyebabnya gabungan faktor genetik dan lingkungan (sinar radioaktif, kondisi sosio-ekonomi, serta infeksi virus). Belum ada bukti penyakit kanker diturunkan, tetapi kemungkinan karena penyimpangan pertumbuhan sel akibat cacat genetik yang kemasukan virus penyebab kerusakan struktur sel hingga tumbuh menjadi tumor.
Pada umumnya, kanker pada anak tidak mudah diketahui secara dini sehingga banyak pasien baru berobat ketika sudah stadium lanjut. Gejala kanker pada anak maupun bayi lebih susah diketahui karena mereka tidak merasakan apa-apa dan tidak bisa bercerita. Apalagi banyak gejala kanker anak yang tumpang tindih.
Maka dari itu, lanjut Djajadiman, peranan orang-orang di sekitarnya, terutama orangtua, penting untuk mengenali gejala kanker pada anak. "Jika ada gejala yang mencurigakan, anak sebaiknya segera dibawa ke dokter untuk diketahui secara pasti apakah menderita kanker atau tidak. Kalau masih pada tahap awal, kemungkinan untuk sembuh jauh lebih besar," ujarnya.
Beberapa gejala
Leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak dijumpai pada anak-anak atau berkisar 25-30 persen dari total jumlah kasus yang ada. Gejala yang perlu diwaspadai, antara lain, anak tampak lesu, lelah disertai pucat, demam yang tidak jelas penyebabnya, pendarahan tidak normal, bercak-bercak biru pada kulit, rewel karena nyeri pada tulang, dan perut teraba keras atau membengkak.
Benjolan pada tubuh anak juga perlu diwaspadai. Beberapa jenis kanker lain yang juga banyak diderita anak-anak adalah kanker otak, retinoblastoma (kanker retina mata), limfoma maligna (kanker kelenjar getah bening), kanker ginjal, rabdomiosarkoma (kanker otot lurik), dan osteosarkoma (kanker tulang).
Pada kanker otak, gejala yang perlu diwaspadai adalah sakit kepala yang makin lama makin berat disertai mual sampai muntah yang menyemprot, daya penglihatan berkurang, penurunan kesadaran, terjadi perubahan perilaku seperti mengamuk, bahkan bisa menimbulkan kelumpuhan dan kejang. Kanker jenis ini biasanya terjadi pada anak yang sudah lebih besar.
Kanker mata juga jadi salah satu penyebab kematian pada anak dengan angka kasus cukup tinggi. "Gejala yang perlu diwaspadai adalah bercak putih di bagian tengah mata seolah bersinar bila kena cahaya. Tak ubahnya seperti mata kucing yang bercahaya di malam hari. Penglihatan juga bisa terganggu, juling mendadak, dan bola mata menonjol keluar," kata Djajadiman.
Kendati menimbulkan kematian, kanker pada anak sebenarnya bisa disembuhkan, terutama jika diketahui dan diobati sejak stadium dini. Harapan untuk sembuh menjadi lebih besar jika anak yang menderita kanker dapat melewati masa hidup sesudah menjalani pengobatan minimal lima tahun. Beberapa jenis kanker bahkan membutuhkan waktu lebih dari lima tahun.
Penanganan dan pengobatan kanker pada anak bergantung pada jenis dan stadiumnya. Namun, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengobatan pada orang dewasa, yakni gabungan antara operasi untuk mengangkat tumor, kemoterapi, radiasi, dan pengobatan suportif maupun rehabilitasi pasca operasi.
Pengobatan kanker pada anak tidak sebatas memperpanjang umur, tetapi diupayakan mencapai kesembuhan. Menurut Dr Edi Setiawan SpA dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, penatalaksanaan pasien anak penderita kanker juga harus disertai pendekatan psikologis. "Jangan sampai pasien kehilangan masa bermain. Jadi, anak bisa menjalani pengobatan sambil bermain," tuturnya.

Dimuat di Kompas, 28 Juli 2006

Leukemia pada Anak

Leukemia pada AnakPenulis: dr.Eddy Setiawan Tehuteru,SpA
Leukemia pada Anak: Selalu Ada Harapan

Penanganannya memang tidak selalu sama pada setiap penderita, tapi semuanya untuk satu tujuan, yaitu sembuh


Ketika si kecil didiagnosis leukemia (kanker darah), jangan dulu kecil hati! Sekalipun kanker dianggap sebagai penyakit yang cukup serius, jangan lupa bahwa kanker yang dialami si kecil dapat disembuhkan, apalagi jika ditemukan pada tahap yang masih dini. Apa saja yang dilakukan dokter untuk mengenali dan mengatasinya?

Apa yang terjadi?
Dibandingkan dengan jenis kanker lainnya, leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak dijumpai pada anak-anak. Sebagaimana sifat kanker pada umumnya, yaitu sel-sel bertumbuh secara liar di luar kontrol, demikian pula yang terjadi pada leukemia dimana yang yang tidak terkontrol adalah proliferasi dari sel darah putih (leukosit) yang belum matang.
Gambaran sumsum tulang biasanya akan menunjukkan jumlah sel-sel darah putih yang jahat (sel blast) yang meningkat, sementara jumlah sel-sel lainnya berkurang atau sedikit akibat proses pembuatannya yang tertekan oleh sel blast tersebut. Jika keadaan pabriknya saja sudah demikian, sudah dapat diduga bagaimana keadaannya di luar pabrik, yang dapat terlihat dari hasil pemeriksaan darah tepi. Kadar hemoglobin, leukosit, dan trombosit umumnya rendah dibanding nilai normalnya. Akibatnya, anak yang menderita leukemia biasanya akan menunjukkan gejala yang merupakan cerminan dari rendahnya 3 komponen darah tersebut. Penyebab leukemia pada anak sampai saat ini belum diketahui dengan pasti, namun faktor genetik diduga mempunya andil terhadap terjadinya kanker darah ini.

Mengenali gejalanya
Terdapat beberapa gejala berikut ini yang perlu dicermati oleh orangtua agar anak-anak yang mengalami gejala-gejala tersebut dapat segera dibawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Beberapa gejala itu, antara lain:

· Lemah, pucat, mudah lelah, serta denyut jantung yang meningkat. Keadaan ini terjadi karena jumlah sel darah merah yang berkurang akibat terdesak oleh sel-sel darah putih yang jahat.
· Sering demam dan mengalami infeksi. Keadaan ini disebabkan oleh karena berkurangnya jumlah sel darah putih yang baik yang bertugas sebagai “tentara” untuk melawan organisme-organisme penyebab penyakit.
· Tampak biru-biru di beberapa bagian tubuh, bintik-bintik merah, mimisan, serta gusi berdarah. Keadaan ini terjadi karena berkurangnya jumlah trombosit.
· Merasakan nyeri-nyeri pada tulang. Keadaan ini terjadi akibat sudah menyebarnya sel-sel blast ke dalam tulang.
· Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar limfe. Keadaan ini juga terjadi akibat sudah menyebarnya sel-sel blast ke dalam organ-organ tersebut di atas.

Gejala-gejala yang timbul antara satu anak penderita leukemia dengan yang lainnya tidak selalu sama dan tidak selalu gejala-gejala tersebut timbul semuanya secara bersamaan. Oleh karena itu, jika kulit anak Anda tampak biru-biru di sana-sini yang bukan terjadi akibat terbentur sesuatu, atau ia mengeluh sakit yang tidak jelas dan jalannya terpincang-pincang, sering mimisan dan gusinya juga sering berdarah, segera periksakan anak Anda ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap tubuh si kecil dan menganjurkan beberapa pemeriksaan yang diharapkan dapat mendukung hasil pemeriksaan sebelumnya.

Aneka pemeriksaan
Seperti telah diterangkan sebelumnya di atas, bahwa setelah dokter melakukan pemeriksaan terhadap tubuh si kecil dan dijumpai gejala-gejala yang mengarahkan diagnosis kearah leukemia, maka pemeriksaan selanjutnya yang dianjurkan adalah pemeriksaan darah tepi. Lokasi pengambilan darah biasanya di tangan. Dugaan ke arah leukemia akan semakin kuat bila hasil pemeriksaannya menunjukkan kadar hemoglobin, leukosit, dan trombosit yang umumnya rendah.
Guna memastikannya, selanjutnya dokter akan menganjurkan agar si kecil dilakukan pemeriksaan aspirasi sumsum tulang atau BMP (Bone Marrow Puncture) untuk melihat langsung ke dalam pabrik. Pemeriksaan ini, pada anak di atas 2 tahun, dilakukan pada daerah di sekitar tonjolan tulang yang letaknya beberapa sentimeter dari tulang ekor. Agar anak tidak merasa sakit selama prosedur berlangsung, dokter akan mengawalinya dengan memberikan suntikan bius lokal. Melalui pemeriksaan inilah si kecil dapat ditentukan apakah ia benar menderita leukemia atau tidak. Jika sudah dipastikan bahwa memang si kecil menderita leukemia, tahap berikutnya tentunya adalah pengobatan.


Mengatasi leukemia
Dalam penanganan kanker, ada 3 modalitas yang digunakan, yaitu kemoterapi, radiasi, dan operasi. Pada leukemia, modalitas yang digunakan adalah kemoterapi yang memakan waktu lebih kurang 2 tahun. Diawali dengan fase induksi, suatu fase yang sangat intensif, guna menggempur atau menghancurkan sel-sel blast yang ada. Sukses atau tidaknya penggempuran dapat diketahui melalui pemeriksaan aspirasi sumsum tulang yang kedua, yang dilakukan pada akhir fase induksi. Penggempuran dinyatakan sukses bila jumlah sel blast dinyatakan berkurang sampai batas normal yang ditentukan. Keadaan ini disebut juga sebagai remisi. Setelah remisi tercapai, baru masuk ke fase berikutnya, yaitu fase profilaksis susunan saraf pusat. Fase ini bertujuan untuk mengejar sel-sel blast yang mungkin lari ke otak. Pengejaran dapat dilakukan melalui pemberian obat kemoterapi atau radiasi. Setelah semua prosedur pada fase ini selesai, baru masuk ke fase berikutnya, yaitu fase pemeliharaan. Berbeda dengan 2 fase sebelumnya, fase ini si kecil tidak diharuskan untuk menginap di rumah sakit lagi. Untuk obat-obat yang diberikan secara infus atau melalui ruang yang terletak di antara 2 ruas tulang belakang bagian bawah (intratekal), si kecil cukup masuk ke ruang rawat sehari atau singkat. Lagi pula, selain obat-obat tersebut di atas, obat-obat lainnya adalah obat yang pemberiannya cukup diminum saja. Fase ini berlangsung hingga masa 2 tahun itu tercapai.
Obat-obat kemoterapi, kalau boleh dibilang, adalah obat yang ”bodoh”. Maksudnya ”bodoh” adalah obat-obat ini tidak bisa hanya menyerang sel-sel kanker saja, semua sel yang baik dan aktif juga diserangnya. Hal ini bisa terlihat dari hasil pemeriksaan darah tepi yang dilakukan setelah pelaksanaan kemoterapi. Sebagai contoh, misalnya kadar leukosit yang tadinya normal, setelah kemoterapi bisa berubah menjadi rendah bahkan sampai ”tentara-tentara” tubuh ini mencapai jumlah yang tidak memungkinkan untuk melakukan penyerangan bila musuh datang. Keadaan ini dapat menyebabkan proses kemoterapi ditunda sampai jumlah leukosit mencapai kadar yang aman untuk kemoterapi dapat dilanjutkan kembali. Bila kemoterapi tetap dilakukan, ada kemungkinan besar si kecil akan mengalami infeksi yang berat mengingat tingkat infeksi di negara kita yang masih tinggi. Untuk mengantisipasinya, dokter biasanya akan melakukan pemantauan melalui pemeriksaan darah tepi. Oleh karena itu, orangtua diharap tidak bingung dan bertanya-tanya kenapa anaknya diambil darahnya bolak-balik. Rambut yang rontok setelah pemberian obat kemoterapi tertentu juga merupakan hasil dari ”kebodohan” obat kemoterapi tersebut. Orangtua tidak perlu takut anaknya menjadi botak setelah dikemoterapi karena botaknya ini bersifat reversibel, maksudnya jika obat kemoterapi bersangkutan dihentikan rambut akan tumbuh kembali.
Obat-obat kemoterapi juga mempunyai efek samping terhadap organ-organ, seperti hati dan ginjal. Jika suatu saat terjadi gangguan pada fungsi organ-organ tersebut, dokter akan mengurangi dosis atau bahkan menunda pemberian kemoterapi.
Melihat proses pemberian kemoterapi di atas, orangtua diharapkan dapat mempersiapkan si kecil maupun dirinya sendiri untuk dapat terbiasa dengan proses dan cara pelaksanaannya. Selain itu, agar proses kemoterapi dapat berjalan dengan lancar, diperlukan juga upaya dari keluarga agar kondisi si kecil bisa selalu dalam keadaan fit. Biasakan untuk memperhatikan kebersihan, apakah itu kebersihan tubuh si kecil, makanannya, lingkungan di sekitarnya, dan lain-lain. Minta bantuan kepada keluarga yang hendak menjenguk agar tidak datang secara beramai-ramai dalam waktu yang bersamaan, kemudian masuk ke dalam ruangan dimana si kecil di rawat. Ketidaktaatan keluarga terhadap aturan-aturan tersebut di atas akan berdampak penundaan pemberian kemoterapi. Pemberian kemoterapi yang seharusnya sesuai jadwal dilakukan hari ini misalnya, dapat ditunda sampai entah kapan sampai kondisi si kecil cukup fit untuk dapat dilakukan kemoterapi kembali. Jika hendak mengkonsumsi makanan atau obat-obatan di luar obat-obat kemoterapi, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter perihal si kecil yang menderita leukemia. Hubungan kerja sama yang baik antara orangtua dan dokter diharapkan dapat membuahkan hasil yang diharapkan, yaitu si kecil dapat terbebas dari leukemia.

Sudah dipublikasi di Majalah GADIS, 2005

KEMOTERAPI " Akibat dan Manfaatnya "

KEMOTERAPI
Akibat dan Manfaatnya

Dr. Nugroho Prayogo, Sp.PD.KHOM

Apakah Kemoterapi
Pada saat ini cara pengobatan kanker dapat digolongkan sebagai berikut:
Pembedahan (operasi) yaitu mengambil jaringan tumor, radiasi, membubuh tumor dengan sinar berenergi tinggi untuk merusak sel kanker, kemoterapi terapi menggunakan obat untuk membunuh sel kanker, hormon terapi, menghambat kanker yang perkembnagannya tergantung hormon dan biologi terapi atau imunoterapi, yaitu menggunakan kemampuan biologi tubuh yang alamiah untuk memerangi tumor. Tergantung pada tahapan kanker, cara pengobatan dapat tunggal ataupun kombinasi dari jenis pengobatan tersebut diatas. Kombinasipun dapat berurutan misalnya: Operasi dilanjutkan kemoterapi atau dapat pula bersamaan seperti kemoterapi disertai radiasi atau radiasi plus hormonal terapi. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker dan diberikan secara sistematik. Obat anti kanker yang artinya penghambat kerja sel. Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah awal penggunaan kemoterapi digunakan satu jenis sitostika, namun dalam perkembangannya kini umumnya dipergunakan kombinasi sitostika atau disebut regimen kemoterapi, dalam usaha untuk mendapatkan hasiat lebih besar.
Pemakaian obat-obatan baik tunggal kombinasi ini telah melalui penyelidikan mendalam diberbagai pusat kesehatan. Semua akibat yang bermanfaat (khasiat) serta dampak buruknya semua jenis kemoterapi sudah disahkan oleh Dep Kes dinegara yang bersangkutan, maka akan menjadi suatu regimen standart, sedangkan apabila masih dalam penelitian dipusat pengobatan kanker, belum disahkan disebut regimen kemoterapi dalam uji klinik (clinical trial).
Memahami sifat-sifat sitostatika serta penggunaannya, baik tunggal ataupun regimen kombinasi serta akibat baik dan buruk juga apa manfaatnya merupakan pekerjaan sehari-hari para dokter onkologi. Dan tugasnya pula untuk mengembangkan dan menyempurnakannya. RS Dharmais merupakan salah satu pusat kanker yang bertugas mengemban misi tersebut. Khususnya penerapannya pada kasus-kasus di Indonesia.

Bagaimana cara kemoterapi ?
Kemoterapi merupakan pengobatan sistemik, sebagian besar diberikan dengan cara injeksi kedalam pembuluh baik vena, sebagian kecil dapat berupa tablet/capsul dan kadang-kadang ada yang diberikan subcutan atau suntik dibawah kulit, serta intratekal (diinjeksikan kedalam system syaraf) jarang sekali yang disuntikan ke otot. Apabila pasien diberikan suntikan intravena, seringkali digunakan kateter atau selang plastik kedalam vena untuk mencegah kerusakan vena serta mempermudah injeksi. Kemoterapi diberikan diberikan secara siklit, dapat secara mingguan, dua mingguan 3-4 mingguan. Pasien mendapatkan kemoterapi dosis tinggi diberikan dalam unit rawat inap. Kondisi pasien juga menentukan apakah dapat diberikan dirawat jalan atau rawat inap.

Apa akibatnya
Tubuh manusia terdiri dari organ-organ tubuh. Organ tubuh terdiri dari jaringan dan jaringan dari sel tubuh yang berubah atau mutasi menjadi ganas dan membelah terus terkendali dan menjadi besar mendobrak, merusak, jaringan sekitarnya dan akhirnya menyebar, bersarang diorgan lain dan mengulangi pertumbuhan seperti tempat semula. Sel kanker inilah yang menjadi target obat kemoterapi.
Akibat kemoterapi bermacam-macam tergantung jenisnya, dosis besar dan ganda mempunyai akibat akan lebih besar dan sebagainya.

Kemoterapi anti kanker akan menyebabkan sel kanker serta beberapa jenis sel sehat yang juga sedang membelah atau tumbuh mengalami kerusakan. Namun sel kanker akan mengalami kerusakan lebih parah dibanding kerusakan pada sel sehat. Setelah beberapa periode 1-3 minggu sel sehat pulih dan sel kanker juga akan pulih kembali namun mengalami kerusakan berarti, sehingga atas dasar inilah obat anti kanker dipergunakan. Untuk mencegah kerusakan permanent dari sel sehat, obat kanker tidak bisa diberikan sekaligus 4-8 siklus. Hal ini dimaksud untuk memulihkan sel sehat. Dilain pihak berangsur mengecilkan kanker sehingga akhirnya sel kanker menjadi sangat kecil tidak terlihat lagi dan bisa dihancurkan dengan sinar atau dihilangkan dengan operasi. Secara umum obat anti kanker mempunyai akibat terhadap sel kanker yang sedang cepat membelah itu, namun sel sehat yang cepat membelah pun termasuk kena akibat anti kanker tersebut. Diantara sel sehat yang terkena akibat adalah sel-sel darah dimana berfungsi memerangi infeksi, membantu pembekuan dan membawa oxygen keseluruh tubuh. Bila sel-sel darah terkena pengaruh, maka penderita akan gampang terkena infeksi, gampang memar dan serta mudah mengalami pendarahan. Demikian pula badan terasa lemah karena kurang energi yang dibakar oleh oxygen.
Sel-sel pada saluran cerna juga cepat membelah, sehingga akibat gangguan saluran cerna, pasien akan merasa tidak nafsu makan, mual muntah serta sariawan dan diare akibat rontoknya selaput lender mulut dan usus.
Rambut yang sedang tumbuh pun akan rontok, pertumbuhan terhenti, sementara haid menjadi tidak ada dan laki-laki sementara mengalami sterilisasi. Pada pusat kanker yang lengkap disediakan bank sperma untuk antisipasi apabilia terjadi sterilisasi permanent pada pria.
Untuk kemoterapi yang sangat agresif dimana kerusakan sel darah sangat berat, dipergunakan cangkok sum-sum tulang dari tubuh sendiri (autologus bone marrow tranplantation). Sel susm-sum tulang kita diambil dan disimpan dengan pengawet. Pada waktu kerusakan sel darah begitu berat akibat kemoterapi yang agresif, sel sum-sum tulang badan kita yang disimpan ditransfusikan kembali ketubuh untuk memulihkan kerusakan tersebut. Di Rumah Sakit Kanker “Dharmais” hal tersebut sudah dapat dilakukan. Pada prakteknya sehari-hari yang dikhawatirkan pasien terutama muntah, sariawan, nafsu makan hilang dan terutama wanita adalah kebotakan. Hal ini wajar, namun dengan penerangan dan persiapan lebih baik, antara lain pemeriksaan laboratorium berkala, obat anti muntah, obat nafsu makan serta obat-obat lain, semua dapat diatasi. Disamping itu gangguan tersebut tidak permanent akan pulih sebelum dilakukan siklus berikutnya.
Mengingat pengobatan kanker dengan kemoterapi memberikan efek samping yang cukup berat, sebelum mendapatkan kemoterapi pasien harus menjalani beberapa pemeriksaan agar tubuhnya tahan menghadapi akibat dari kemoterapi. Pemeriksaan awal tersebut ditetapkan oleh dokter onkologi medik, diantaranya pemeriksaan darah lengkap, test fungsi liver dan lain-lain.

Apa manfaatnya?
Sampai saat ini tidak semua kanker mendapat manfaat dari kemoterapi.
Berikut ini rincian beberapa manfaat kemoterapi pada berbagai jenis kanker.
1. Kemoterapi sangat bermanfaat (karena dapat sembuh atau hidup lama).
· Penyakit Hodgkin
· Non Hodgkin limfoma jenis large sel
· Kanker testis jenis germ sel
· Leukemia dan Limfoma pada anak
2. Kemotarapi bermanfaat (karena dapat dikendalikan cukup lama, kadang-kadang sembuh)
· Kanker Payudara
· Kanker Ovarium
· Kanker Paru jenis small sel
· Limfoma non Hodgkin
· Multiple Mieloma
3. Kemoterapi bermanfaat untuk paliatif (dapat mengulang gejala)
· Kanker Nasofaring
· Kanker Prostat
· Kanker Endometrium
· Kanker Leher dan Kepala
· Kanker Paru jenis non small sel
4. Kemoterapi kadangkala bermanfaat
· Kanker Nasofaring
· Melanoma
· Kanker usus besar

Mengingat keterbatasan manfaat kemoterapi, maka digunakan kombinasi dengan cara pengobatan lain untuk mengambil masing-masing manfaat, yaitu:
Kemoterapi adjuvant, kemoterapi yang diberikan sesudah operasi. Manfaatnya mengurangi kekambuhan local dan mengurangi penyebaran yang akan timbul.
Kemoterapi neo adjuvant kemoterapi yang diberikan sebelum operasi manfaatnya adalah mengurangi ukuran tumor sehingga mudah dioperasi.
Kemoterapi paliatif diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal ini karena atau lokasinya menggangu pasien karena nyeri ataupun sulit bernafas. Kemoterapi adalah suatu cara penobatan kanker yang sudah teruji, meski pun tidak dapat dihindari adanya efek samping. Penelitian-penelitian yang professional tentang kemoterapi dapat dimanfaatkan untuk pengobatan kanker dan mengeliminasi efek samping yang terjadi.
Rumah Sakit Kanker “Dharmais” selalu mengembangkan pengetahuan dibidang pengobatan penyakit kanker, termasuk pengobatan dengan kemoterapi.

KEMOTERAPI: MANFAAT DAN EFEK SAMPING

Kemoterapi: Manfaat dan Efek SampingPenulis: Dr.dr.Noorwati S,SpPD.KHOM
KEMOTERAPI: MANFAAT DAN EFEK SAMPING
DR.dr. Noorwati S. SpPD.KHOM

Pengobatan kanker tergantung pada jenis atau tipe kanker yang diderita dan dari mana asal kanker tersebut. Umur, kondisi kesehatan umum pasien serta system pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan kanker. Pengobatan utama kanker adalah melalui:
1. Pembedahan atau operasi
2. Kemoterapi atau obat-obatan
3. Radioterapi atau penggunaan sinar radiasi

Secara umum biasanya digunakan lebih dari satu macam cara pengobatan di atas, misalnya pembedahan yang diikuti oleh kemoterapi atau radioterapi, bahkan kadang pengobatan digunakan dengan 3 kombinasi (operasi, kemotarapi dan radioterapi).
Tujuan utama operasi adalah mengangkat kanker secara keseluruhan karena kanker hanya dapat sembuh kalau belum dapat menjalar ketempat lain. Sedangkan kemoterapi dan riadiasi bertujuan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhan sel kanker yang masih tertinggal.

Manfaat Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker. Banyak obat yang digunakan dalam kemotarapi.
Manfaat kemoterapi adalah:
1. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada pasien, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran kenker pada daerah yang diserang.

Pemberian Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan dengan cara infus, suntikan langsung (otot, bawah kulit, rongga tubuh) dan cara diminum (tablet/kapsul). Kemoterapi dapat diberikan di rumah sakit atau klinik. Kadang perlu menginap, tergantung jenis obat yang digunakan. Jenis dan jangka waktu kemoterapi tergantung pada jenis kanker dan obat yang digunakan.

Efek Samping Kemoterapi
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir pengobatan.
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah. Hal ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum/selama/sesudah pengobatan kemoterapi.
Mual muntah dapat berlangsung singkat ataupun lama.
3. Gangguan pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
Bila diare: kurangi makanan berserat, sereal, buah dan sayur. Minum banyak untuk mengganti cairan yang hilang.
Bila susah BAB: perbanyak makanan berserat, olahraga ringan bila memungkinkan
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada otot.
7. Efek Pada Darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
A. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
B. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah. Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti, lebam, bercak merah di kulit.
C. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah. Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari.
Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis putih melintang.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan jenis kemoterapi yang diberikan adalah:
· Biaya atau harga dari kemoterapi tersebut.
· Fasilitas yang memadai; kemungkinan untuk kontrol dan pengawasan.
· Protokol kemoterapi.
· Keadaan umum tubuh dan adanya penyakit atau kelemahan lain yang menyertai.

Setiap obat memiliki efek samping yang berbeda!
Reaksi tiap orang pada tiap siklus juga berbeda!
Setiap efek samping bersifat SEMENTARA dan berkurang bila terapi dihentikan. PERTIMBANGKAN dan DISKUSIKAN dengan dokter anda: Untung vs Rugi.

Syarat seseorang mendapat kemoterapi:
· Fungsi organ baik.
· Jenis sel darah merah dan darah putih cukup.
· Tidak demam.
· Tidak perdarahan.
· Dapat melakukan kegiatan sehari-hari sendiri (sehat)

DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

Deteksi Dini Kanker Payudara dan Pemeriksaan MammografiPenulis: Inst.Deteksi Dini Kanker dan I
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA
DAN PEMERIKSAAN DENGAN MAMMOGRAFI
Unit Uji Kesehatan dan Deteksi Dini kanker Dan Instalasi Radiodiagnostik
RS. Kanker “Dharmais”, Jl. Let.Jend. S. Parman Kav. 84-86 Slipi, Jakarta Barat
Telp. 021-5681570 ext. 1007,1188,1190,1199,1149

Payudara terdiri dari 3 unsur yaitu kelenjar pembuatan air susu. Saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara yang mengikat kelenjar-kelejar menjadi satu kesatuan. Keseluruhan payudara dibungkus oleh kulit payudara. Saluran kelenjar akan bermuara pada putting susu yang berada ditengah daerah kulit yang berwarna lebih gelap (areola). Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara.

Kanker payudara dapat menimbulkan gejala seperti tersebut dibawah ini
1. Adanya benjolan di payudara.
2. keluar cairan yang tidak normal dari putting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air susu pada ibu yang tidak hamil atau tidak sedang menyusui.
3. Perubahan bentuk dan besarnya payudara.
4. Kulit, putting susu dan areola melekuk kedalam atau berkerut.
Faktor Resiko
Penyebab yang pasti dari kanker payudara belum diketahui, tapi ada beberapa faktor resiko untuk terjadinya kanker payudara yaitu:
1. Mendapat haid pertama pada umur kurang dari 10 th.
2. Mengalami mati haid setelah umur 50 th.
3. Tidak menikah.
4. Tidak pernah melahirkan anak.
5. Mehirkan anak sesudah umur 35 tahun.
6. Tidak pernah menyusui.
7. Pernah mengalami operasi payudara yang disebabkan oleh kelainan jinak atau tumor ganas payudara.
8. Diantara anggota keluarga ada yang menderita kanker.

Deteksi Dini Kanker Payudara
Kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit akan timbul gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara. Untuk itu dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan secara berkala.

Pemeriksaan dapat berupa:
1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan SADARI secara teratur sebulan sekali setelah selesai haid, dan bagi yang telah mati haid (menopause) hendaknya dilakukan pada tanggal tertentu yang mudah diingat dari setiap bulannya.
2. Pemeriksaan Payudara oleh Tenaga Medis (dokter atau bidan)
Dengan pemeriksaan yang saksama sering dapat diduga suatu benjolan di payudara merupakan tumor jinak atau ganas.
3. Mammogram
Merupakan pemeriksaan radiology menggunakan sinar X untuk pemeriksaan payudara. Gambaran diambil dari arah samping dan atas untuk masing-masing payudara. Adanya gambaran mikro klasifikasi mungkin merupakan tanda dini.

Mengapa banyak wanita tidak melakukan pemeriksaan mamografi?
Banyak wanita yang belum mengetahui apa manfaat dari pemeriksaan mammografi untuk dirinya. Sedangkan bila sudah mengetahuinya, banyak wanita yag merasa segan untuk memeriksakan dirinya, karena mersa malu atau takut. Dan ada juga yang beralasan sibuk serta tidak punya waktu.
Tetapi tahukah anda, sebagai seorang wanita, ibu bagi buah hati anda teman pendamping suami, kesehatan yang prima memegang peranan penting untuk kelangsungan hidup anda.

Saat ini, kanker payudara merupakan jenis kanker yang banyak diderita oleh wanita di Indonesia
Saat ini, kanker payudara merupakan jenis kanker yang banyak diderita oleh wanita di Indonesia karenanya kanker payudara sering disebut sebagai mimpi buruk bagi kaum wanita. Tetapi sebenarnya hal itu tidak perlu terjadinya, apabila kita memberikan perhatian yang cukup terhadap kesehatan diri kita. Dengan deteksi dan diagnosa dini serta penanganan segera, maka kanker payudara bukan lagi suatu vonis kematian. Kunci untuk deteksi dini adalah melakukan pemeriksaan mammografi secara teratur terutama bagi wanita berusia 35 tahun ke atas. Wanita yang lebih muda dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter mereka, apakah mereka membutuhkan pemeriksaan mammografi atau tidak.

Apa itu Mammografi?
Mammografi adalah pemeriksaan radiologik khusus menngunakan sinar X dosis rendah untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin, bahkan sebelum adanya perubahan yang kelihatan pada payudara ataupun benjolan yang dapat dirasakan.
Mammografi dianggap sebagai senjata yang paling efektif untuk deteksi dini kanker payudara sebagai senjata yang paling efektif untuk deteksi dini kanker payudara sebab dapat mendeteksi hampir 80%-90% dari semua kasus kanker payudara.

CANCER PAYUDARA

CANCER PAYUDARA
Kanker merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini disebut metastasis.
Kanker payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling banyak diperbincangkan karena keganasannya yang seringkali berakhir dengan kematian.
Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang penderitanya. Kedanasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal isekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker ajan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seprti biasanya.
Sambil menyerang sel-sel normal disekitarnya, kanker juga memproduksi racun dan melepas sel-sel kanker dari induknya yang pecah. Racun dan sel-sel kanker itu akan menyebar bersama aliran darah. Karenanya kerap kita mendapati kanker yang tumbuh di tempat lain sebagai hasil metastasisnya. Pada kanker yang parah seringkali terjadi pendarahan
Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah kanker mulut rahim.
Mengapa seseorang terkena kanker, jawabnya TIDAK TAHUTetapi secara medis bisa dikatakan bahwa seseorang berpeluang terkena kanker karena karsinogen, daya tahan tubuh dan aspek psikis.
Sel kanker itu terus menerus berkembang dan tidak bisa mati.
Sel kanker itu tidak bisa kembali normal (irreversible).
Cara pengobatannya : dengan pembedahan, penyinaran, dan terapi kimia.
Peluang sembuh dari sakit kanker relatif amatlah kecil.
Gejala-gejala yang Menandakan Adanya Serangan Kanker yang umum dapat dilihat dan dirasakan:1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam
Kanker sebagai Sel yang AbnormalKanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang asli.Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh kita, diantaranya pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Tetapi yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah tubuh kita mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh.Bersama aliran darah dan aliran getah bening, sel-sel kanker dan racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh tubuh kita seperti tulang, paru-paru, dan liver tanpa disadari oleh penderita. Karenanya tidak mengherankan jika pada penderita kanker payudara ditemukan benjolan di ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak kunjung sembuh atau sesak napas yang berkepanjangan.
Ketika kita dinyatakan oleh dokter positif terkena kanker, reaksi yang pertama kali muncul adalah rasa takut yang luar biasa dan putus asa, apalagi jika kanker tersebut sudah masuk dalam stadium lanjut. Sebaiknya rasa takut yang berlebihan ini harus dihindari, karena rasa takut ini dapat melemahkan kita secara psikis yang akhirnya dapat menurunkan kekebalan tubuh atau daya immunitas yang secara alamiah ada dalam tubuh. Sikap pasrah dan mulai memahami kanker berikut cara pengobatan yang ingin dilakukan, akan sangat membantu dalam penanganan penyakit kanker ini.
PencegahanKanker payudara dapat dicegah dengan cara:1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara6. Lakukan olahraga secara teratur7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari
Rasa Nyeri luar biasa pada penyakit kanker yang berkepanjangan merupakan salah satu penderitaan yang harus ditanggung oleh penderita penyakit kanker. Penanganan rasa nyeri ini, dalam dunia kedokteran modern ternyata merupakan salah satu masalah yang paling sulit diatasi. Dari pengamatan, kesulitan penanganan masalah rasa nyeri tersebut disebabkan oleh adanya faktor subyektif dan psikologis. Disamping itu sebagian obat yang digunakan untuk menanggulangi nyeri dapat menyebabkan ketergantungan terhadap obat itu dan memicu penyakit aterogenik.
Yang paling beresiko terserang penyakit kanker payudara, yaitu:1. Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara2. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami manepause3. Tidak pernah menyusi anak4. Kegemukan5. Tidak pernah melahirkan anak6. Pernah mendapat terapi hormon7. Pernah mendapat radiasi pada payudara
Hasil studi, menemukan adanya sedikit penurunan resiko serangan kanker payudara pada wanita pre-menopause yang paling lama menyusui anaknya.
Bahan-bahan yang Diduga Pemicu Kanker.Pemicu kanker pada dasarnya BELUM DIKETAHUI secara pasti, namun terdapat bahan-bahan yang diduga sebagai pemicu kanker. Bahan-bahan yang dimaksud disebut karsinogenik.Bahan-bahan yang masuk dalam kelompok karsinogen yaitu:1. Senayawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccarin, asbestos, nikel, chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar -x, nuklir, dan radionukleide.3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno virus, herpes virus), EB virus4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker5. Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya kanker.

Ada diantaranya yang mengandung zat tumbuh yang jika diasup akan merangsang pembesaran kanker. Ada pula yang mengandung karsinogenik akibat proses pengawetan. Dan ada pula yang jika dikonsumsi akan mengurangi efek kerja obat dalam tubuh.Beberapa makanan dan minuman yang dianjurkan untuk menghindari atau dikurangi konsumsinya: 1. Tauge 2. Vetsin 3. Tape 4. Es 5. Cabai 6. Kurangi garam 7. Lengkeng 8. Alkohol 9. Nenas10. Sawi putih11. Daging merah12. Rokok13. Nangka14. Durian15. Soft drink16. Kangkung17. Ikan asin
Anjuran dalam Masa Pengobatan Kanker Payudara.Terdapat beberapa bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin. Konsumsinya boleh hanya satu jenis bahan saja atau campuran dari beberapa bahan. Jika kita sedang terserang kanker payudara, dianjurkan untuk meminum jus bahan-bahan makanan berikut, lakukan dua kali satu gelas setiap hari.1. Wortel2. Lobak3. Pisang raja4. Belimbing manis5. Seledri6. Brokoli7. Kubis8. Apel9. Bawang putihMinum juga susu kedelai setengah gelas, lakukan dua kali sehari, atau konsumsi selalu 100 gram tempe setiap hari.
Aneka Sayuran Hijau Pencegah Kanker:1. Buncis2. Daun singkong3. Kacang panjang4. Daun pepaya
Menurut Dr. Vivi K. Tjahjadi, dari Karyasari, obot untuk kanker payudara adalah rebusan sambiloto, kunir putih, rumput mutiara dan keladi tikus, diminum pagi siang dan sore. Ramuan ini jika diminum 12 hari, lambat laun rasa nyeri akan berangsur hilang dan benjolan juga hilang. Payudara akan kembali seperti semula tanpa rasa sakit. Dengan minum ramuan ini kanker payudara berpeluang benar-benar sembuh.