Selasa, 10 Februari 2009

Masalah Keterlambatan Diagnostik Dini dan Upaya Diagnosis Dini

Masalah Keterlambatan Diagnostk Dini dan Upaya Diagnosis DiniPenulis: dr.Eddy Soeratman,Sp.P
Masalah Keterlambatan Diagnostik Dini dan Upaya Diagnosis Dini
Eddy Suratman (Timja Paru RS Kanker "Dharmais")
Dinegara maju angka kematian akibat kanker pada laki-laki 1/3 diantaranya disebabkan oleh kanker paru. sedangkan pada wanita berkisar 1/5 nya.Di Indonesia kanker paru termasuk diantara 10 penyakit jenis keganasan tersering yang datang ke rumah sakit. Lebih 90% penderita kanker paru datang berobat termasuk stadium operabel. Kanker Paru stadium dini (operabel) memiliki prognosis yang lebih bak dibanding dengan stadium lanjut.Di RS Kanker "Dharmais" sendiri umumnya yang berobat sudah dalam stadium III dan IV. Masalah yang kita hadapi saat ini bagaimana mengurangi penderita dalam jerajat lanjut dan meningkatkan penemuan penderita kanker patru dalam derajat yang lebih dini.
Lebih dari 95% berasal dari epitel bronkus. Klarifikasi kanker paru berdasarkan jenis histologinya sebagai berikut:
1. Karsinoma sel skwamosa
2. Adeno karsinoma
3. Karsinoma sel kecil
4. Karsinoma sel besar
Kebiasaan merokok sangat berhubungan erat dengan kanker paru. resiko seorang penderita kanker paru meningkat pada perokok sesuai dengan :
· Jumlah konsumsi rokok sehari
· Lamanya merokok
· Sat mulai merokok
· alamnya hisapan asap
· Jumlah kanduangan tar pada rokok
Karsinoma Sel Skwamosa
Karsinoma sel skwamosa merupakan yang paling sering, sekitar 20 s.d 45% letaknya lebih sentral.
· Umumnya pada bronkus bersar, masa tumor dapat menyumbat.
· Dapat menimbulkan pneumotis obstruktif
· Jarang terdapat diperifer, bilda ada -> sentral nekrosis dan kavitasi
· Cenderung tumbuh sepanjang dinding bronkus, menyebar ke sentral
· Sering disertai metastasis jauh pada kelenjar regional dan organ jauh
Adeno karsinoma
Ade kasrsinoma berkisar anatara 25-30%, umumnya terletak perifer danlebih sering disertai dengan efusi pleura.
· Umumnya berkembang dari perifer
· Umumnya asimtiomatik kadang-kadang terdeteksi pada foto toraks rutin
· Invasi darah limfe --> menimbulkan banyak kobus

Karsinoma Sel Kecil
Karsinoma sel kecil kekerapannya sekitar 20-25%. memiliki prognosa sangat buruk karena agresif dan mudah bermetastasis.
Umumnya berasal dari bronkus besar
· Menginfiltrasi dinding bronkus
· Metastasis ke hilus dan kgb mediatinum
· Pada saat ditegakan serng sudah metastasis jauh
Karsinoma Sel Besar
Karsinoma Sel Besal berkisar 10%, bisa disentral dan perifer
Gejala
Batuk lama
Batuk darah
Tanda obstruksi jelan napas
Atelektatis
Pnuemonitis
Berat badan menurun, lemah
Sindroma paraneoplastik
Pembesaran kgb hilus dan mediainum
Suara serak
Elevasi otot diapfragma
Sindroma pancoast
Metastasis organ lain
Faktor yang memperlambat diagnosis kanker paru berasal dari penderita maupun dari dokter. Sebab keterlambatan tersebut
1. Penderita
· Kurang pengetahuan penderita tentang penyakit kanker
· Ketidak mampuan penderita menjalan kan pengobatan/ pemeriksaan
2. Dokter
· Kurang pengetahuan dan perhatian
· Lambatnya sistem rujukan
Kesalahan dalam mendiagnosis kanker paru sebagai TB masih cukup besar. Hardiarto 1974 mendapatkan diagnosos TB pada 47 kasus (43%) dari 109 kasus kanker paru yang diteliti. Hal ini jelas merugikan karena ketermabatan diagnosis dakan menghilangkan kemungkinan penyembuhan
Penemuan Dini Kanker
Penemuan dini kanker paru bertujuan menemukan kanker paru yang masih terbatas pada epitel bronkus (karsinoma insitu). Pendrita umumnya tidak menunjukan gejala, pemeriksaan jasmani normal, tidak tampak dengan foto totaks biasa, sangat sulit menemukas kasus ini.
Stadium pneyakit ini masih resektable belum tampak metastasis dan diharapkan dapat sembuh. Penemuan dini kanker paru melalui "screening" atau penapisan dilaksanakan dengan pemeriksaan sitologi sputum dan foto toraks secar berkala.
Dinegara maju pemeriksaan ini dianjurkan hanya pada kelompok golongan resiko tinggi (GRT) yankni sebagi berikut :
· Lai-laki berusia 40 tahun keatas
· Perokok berat (20 batang sigaret atau lebih setiap hari)
· Dan atau bekerja dilingkungan beresio (pabrik cat, asbes, logam dll)
Penapisa kanker paru pada GRT berkala setiap enam bulan akan lebih mendapatkan kasus kanker stsdium awal dan mendapatkan masa tahan hidup lima tahun leih panjang. tetapi tidak merubah angka kematian secara keseluruhan. sehingga tidak direkomendasikan untuk kelompok luas. Dibeberapa negara maju pada golongan terbatas.
Brosnkoskopi sistem LIFE (Lung Imaging Fluoroscopic) dapat mendeteksi lesi pre kanker dan lesi situ.
Keunggulan yang diharapkan dari bronkoskopi LIFE adalah:
1. Dapat mendeteksi lebih awal dan melokalisasi sel kanker
2. Dapat menentukan luasnya penyebaran kanker ebdobronkial
3. Dapat mendeteksi dan melokalisasi lesi pra kanker
Referensi
1. McVie JG Cancer of the lung and pleura. In:Manual of Clinical Oncology,5th ed. Geneva. Spring-Verlag; 1990: 217
2. Hadiarto M. Menyongsong era kanker paru di Indonesia. Kanker Paru Diagnosis dan Terapi 1990:1-8
3. Yususf A. Diagnosis kanker paru, mungkinkah? Majalah Paru 1995:15; 4-5 (Editorial)
4. Martini N, Zaman M. Earldiagnosis of Carcinoma og The Lung. In: thoracic oncology. Ed. Roth JA, Ruckdesschell J. Weisenburger T. Philadelphia. WB Sounders Company, 1989:133
5. Skarin A. Lung Cancer. In: Atlasof Diagnostic Oncology, Ed: Roth JA, Cox JD, Hung WK. Boston. Blacwell Scientific Publication, 1993:68-82
Lam S. Profio. Flouosence Tumor Detection. In:minimally invasivve techniques in thoracic medicine & surgery. Ed: Hetzel M London. Chapman & Hall M London. Chapman & Hall Medical 1995:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar